Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Jajaran Tingkatkan Pelayanan Publik, Yasonna: Jangan Lupa Senyum

Kompas.com - 03/08/2020, 12:02 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly meminta jajarannya meningkatkan pelayanan publik dengan lebih banyak tersenyum dan meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

Hal itu disampaikan Yasonna dalam kegiatan apel pegawai Kementerian Hukum dan HAM yang dirangkaikan dengan penguatan pembangunan Zona Integritas 520 satuan kerja menuju WBK/WBBM di kantor Kmeenkumham, Senin (3/8/2020) pagi.

"Saya berharap kita tingkatkan pelayanan kita dengan baik, jangan lupa senyum, jangan lupa minta maaf kalau salah, dan terus perbaiki tingkatkan kinerjanya," kata Yasonna dalam apel yang ditayangkan via aplikasi Zoom, Senin.

Baca juga: Yasonna: Penangkapan Djoko Tjandra Harus Diikuti Proses Hukum yang Transparan

Yasonna mengatakan, tersenyum dan meminta maaf merupakan hal sederhana yang dapat menjadi kunci dalam memberikan pelayanan publik.

Namun, Yasonna juga mengingatkan jajarannya untuk tidak melakukan praktik pungutan liar dan percaloan saat melayani publik.

"Jangan kau senang setelah disorot itu amplop, itu berbahaya, dia baru senyum setelah disorot itu amplop. Yang paling berbahaya sudah disorot juga tidak senyum karena kurang banyak, itu zaman antah berantah," ujar Yasonna.

Menurut Yasonna, pelayanan publik dapat berubah menjadi lebih baik bila para pegawainya memiliki komitmen untuk berubah menjadi lebih baik.

Ia mencontohkan Kantor Imigrasi Medan yang menurutnya sempat menjadi sarang calo serta tempat menjamurnya praktik pungutan liar dan suap untuk mengurus pembuatan paspor namun kini berstatus wilayah birokrasi bersih melayani (WBBM).

"Kok bisa? Karena leader-nya, pegawainya komitmen kita bisa melakukan. Jika kamu percaya kamu bisa melakukan itu dan kamu melakukannya, kamu akan berhasil," kata Yasonna.

Di samping itu, Yasonna meminta jajarannya untuk memberi pelayanan yang responsif, transparan dalam hal biaya layanan, serta memastikan waktu penyelesaian pelayanan publik.

Baca juga: Djoko Tjandra Ditangkap, Yasonna: Negara Tak Bisa Dipermainkan...

Ia pun setiap wilayah menargetkan minimal 70 persen dari 520 satuan kerja yang diusulkan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dapat memperoleh predikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).

"Target kita 70 persen, maka boleh kita katakan nanti kalau orang masuk ke satuan satuan kerja yang telah memperoleh predikat WBK atau WBBM di kantor-kantor Kementerian Hukum dan HAM, orang-orang akan melihat pelayanan yang sangat berbeda, rakyat yang menikmati pelayanan publik akan merasakan wah Kementerian Hukum dan HAM top markotop," kata Yasonna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Polri Lanjutkan Tugas Satgas Pengamanan untuk Prabowo

Nasional
Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Menhan AS Telepon Prabowo Usai Penetapan KPU, Sampaikan Pesan Biden dan Apresiasi Bantuan Udara di Gaza

Nasional
Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Terima Nasdem, Prabowo: Surya Paloh Termasuk yang Paling Pertama Beri Selamat

Nasional
Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Partai Pendukung Prabowo-Gibran Syukuran Mei 2024, Nasdem dan PKB Diundang

Nasional
MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

MKMK: Hakim MK Guntur Hamzah Tak Terbukti Langgar Etik

Nasional
Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Ratusan Bidan Pendidik Tuntut Kejelasan, Lulus Tes PPPK tapi Dibatalkan

Nasional
Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Surya Paloh Ungkap Alasan Nasdem Tak Jadi Oposisi Pemerintahan Prabowo

Nasional
Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau 'Ge-er'

Golkar: Belum Ada Pernyataan Resmi Pak Jokowi Keluar dari PDI-P, Kami Enggak Mau "Ge-er"

Nasional
Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com