Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua KPK Sebut Praktik Korupsi Dapat Dilihat dari Gaya Hidup

Kompas.com - 16/07/2020, 14:29 WIB
Ardito Ramadhan,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Alexander Marwata mengungkapkan, gaya hidup seorang dapat menjadi indikator untuk mengetahui pejabat itu melakukan korupsi atau tidak.

Alex mengatakan, bila aset-aset yang dimiliki seorang pejabat melebihi penghasilannya, maka pejabat itu dapat dicurigai telah melakukan korupsi.

"Paling gampang untuk mencurigai atau istilah dalam investigasi itu refleks seseorang itu melakukan korupsi atau penyimpangan itu dari mana, dari lifestyle-nya, mobilnya apa, rumahnya di mana, bandingkan dengan penghasilan yang bersangkutan," kata Alex, Kamis (16/7/2020).

Baca juga: Pimpinan KPK Sebut Erick Thohir Bicarakan Potensi Korupsi di BUMN

Oleh karena itu, menurut Alex, seorang atasan semestinya dapat mendeteksi apabila anak buahnya melakukan praktik korupsi atau tidak bila melihat harta yang dimiliki anak buah dibanding penghasilannya.

Namun, kata Alex, hal tersebut jarang dilakukan. Ia mencontohkan kasus korupsi pegawai pajak Gayus Tambunan yang ternyata memiliki kekayaan miliaran rupiah.

"Seringkali hal itu tidak kita lakukan dan tahu-tahu sudah terlambat. Seperti kasus Gayus itu sudah terlambat, dia sudah terlanjur menumpuk harta kekayaan kalau dirupiahkan itu seratus miliar, golongan pegawai III B," kata Alex.

Contoh lainnya adalah mantan Bupati Bangkalan Fuad Amin yang diketahui mempunyai harta mencapai Rp 500 miliar dalam bentuk tanah dan bangunan.

Alex menambahkan, tanah dan bangunan memang aset favorit para pejabat untuk menumpuk kekayaannya.

"Banyak pejabat kita itu menumpuk kekayaannya dengan cara membeli tanah bangunan, itu menunjukkan simbol prestise," kata Alex.

Baca juga: Mahfud: Korupsi Tidak Bisa Disebut Budaya, tetapi Kejahatan

Alex pun mengaku heran saat membaca laporan kekayaan pejabat yang jumlah rumahnya mencapai sepuluh rumah.

"Saya kadang-kadang geleng kepala, tidak cukup 1-2 tanah bangunan yang dimiliki, kadang-kadang sampai puluhan bidang tanah dia miliki. Saya kadang berpikir, untuk apa orang memiliki rumah sampai sepuluh, toh yang ditinggali cuma satu rumah," ujar Alex.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Menko Polhukam Akan Bentuk Tim Tangani Kasus TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

PAN Yakin Prabowo-Gibran Bakal Bangun Kabinet Zaken

Nasional
Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Puan Lantik 3 Srikandi Anggota PAW dari Fraksi P-Nasdem, PPP, dan PKB

Nasional
Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Jokowi Gelar Bukber di Istana, Wapres Singgung soal Kendalikan Nafsu Saat Berikan Tausiyah

Nasional
Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Misi Kemanusiaan di Palestina, Fadli Zon Harap Kerja Sama Lembaga Zakat Indonesia-UNRWA Segera Dibentuk

Nasional
Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Soal Pemilu Ulang Bisa Timbulkan Krisis, Kubu Ganjar-Mahfud: Alasan Mengada-ada

Nasional
DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU KIA, Puan Ungkap Alasannya

Nasional
Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Arus Mudik Lebaran 2024 Diperkirakan Melonjak, Komisi V DPR Minta Kemenhub Serius Siapkan Kelaikan Angkutan Umum

Nasional
Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Yakin MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar, TKN: Gugatannya Tidak Masuk Akal

Nasional
Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus 'Ferienjob' di Jerman

Kemenko Polhukam Identifikasi 1.900 Mahasiswa Jadi Korban TPPO Bermodus "Ferienjob" di Jerman

Nasional
Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Lewat Telepon, Putra Mahkota Abu Dhabi Ucapkan Selamat ke Gibran

Nasional
Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-'bully'

Cerita soal Saham Freeport, Jokowi: Seperti Tak Ada yang Dukung, Malah Sebagian Mem-"bully"

Nasional
Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Akui Negosiasi Alot, Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapatkan 61 Persen Saham Freeport

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Kubu Ganjar-Mahfud Tolak Gugatan ke MK Disebut Salah Alamat oleh KPU

Nasional
Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Jokowi Gelar Buka Puasa di Istana, 2 Menteri PDI-P Tak Tampak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com