Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito: Kepala Daerah Kurang 'All Out' Tangani Pandemi, Apa Perlu Dipilih Lagi?

Kompas.com - 14/07/2020, 18:32 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut, Pilkada 2020 adalah momentum tepat untuk memobilisasi kepala daerah bekerja maksimal menangani pandemi Covid-19 beserta dampak sosial ekonominya.

Pilkada 2020 dinilai juga menjadi peristiwa penting bagi rakyat dalam memilih pemimpin yang memiliki kemampuan dan kemauan menanggulangi pandemi.

"Pilkada merupakan momentum penting rakyat bersuara, bersuara melalui hak pilihnya, yaitu memilih penimpin, kepala daerah yang mampu dan mau secara serius dan sungguh-sungguh, all out menyelesaikan Covid-19 dan dampak sosial ekonominya," kata Tito dalam sebuah diskusi yang digelar secara virtual, Selasa (14/7/2020).

Baca juga: Temuan Bawaslu, Hampir 6.500 ASN Dukung Bakal Calon Perseorangan Pilkada

Menurut Tito, kepala daerah yang mampu menekan angka infeksi dan kematian pasien Covid-19 di daerahnya layak untuk dipilih kembali apabila mencalonkan diri lagi di Pilkada 2020.

Sementara, bagi kepala daerah yang tak mampu mengendalikan laju penularan dan angka kematian akibat Covid-19, penting bagi rakyat untuk mempertimbangkan ulang memilih dia.

Namun demikian, Mendagri mengatakan, pilihan itu kembali lagi kepada rakyat.

"Saya kira pemimpin yang mampu menangani krisis seperti ini layak untuk, bagi masyarakat ya terserah, menurut saya layak untuk dipilih kembali," ujar Tito.

Baca juga: Mendagri: Pilkada 2020 Jadi Momentum Pilih Pemimpin Mampu Atasi Krisis

"Tapi bagi yang tidak mampu mengendalikan, tingkat positifnya meningkat, kematian meningkat, menunjukkan keseriusan dan kesungguhan juga kemampuan, pengetahuan dan mungkin kurang all out dalam menangani (Covid-19), apa perlu dipilih lagi? Ya silakan kepada rakyat," tutur dia.

Mendagri melanjutkan, kepada calon kepala daerah non petahana, Pilkada 2020 seharusnya menjadi kesempatan untuk mengeluarkan gagasan-gagasan baik dalam hal penanggulangan Covid-19.

Misalnya, merancang langkah untuk mencegah penyebaran virus, menekan angka kematian, mendorong tingkat kesembuhan, mengatasi pengangguran, dan menolong keluarga atau pelaku ekonomi yang tekena dampak pandemi

Menurut Mendagri, pilkada 2020 harus menghasilkan kepala daerah yang memiliki kemampuan dan kemauan menanggulangi pandemi, untuk bisa bekerja bersama-sama dengan pemerintah pusat.

Baca juga: Pilkada 2020, Bawaslu Temukan 541 Kecamatan Terkendala Jaringan Internet

"Pelaksanaannya akan menjadi momentum yang sangat luar biasa untuk membangunkan para kepala daerah, untuk membangunkan daerah bekerja bersama- sama dengan pemerintah pusat menyelesaikannya," kata Tito.

Diketahui, Pilkada serentak 2020 dilaksanakan di 270 wilayah di Indonesia, meliputi sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota.

Semula, hari pemungutan suara pilkada akan digelar pada 23 September. Namun, akibat wabah Covid-19, hari pencoblosan diundur hingga 9 Desember 2020.

Tahapan pilkada lanjutan setelah penundaan telah dimulai pada 15 Juni 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com