JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Madya Departemen Agribisnis Institut Pertanian Bogor Bayu Krisnamurthi menilai, Indonesia dapat melewati pandemi Covid-19 dengan strategi penanganan penyakit, dampak sosial, dan komunikasi publik yang tepat.
Menurut Bayu, cara tersebut berhasil digunakan saat Indonesia mengalami pandemi flu burung pada 2005 hingga 2010 yang lalu.
"Yang sangat penting yang pertama adalah kita menangani penyakitnya, dampak sosial ekonominya, dan komunikasi publiknya itu dalam porsi yang sama besar," ucap Bayu dalam diskusi di BNPB, Jumat (10/7/2020).
Baca juga: Dibanding Covid-19, Flu Burung Itu Enggak Ada Apa-apanya
Bayu mengatakan, untuk menangani penyakitnya, perlu melibatkan ahli dan dokter. Ini perlu dilakukan supaya betul-betul tercipta jalan yang tepat untuk menangani penyakit tersebut.
"Kita melibatkan seluruh saintis ilmuwan yang ada, yang mungkin bisa kita temui. Jadi kita betul-betul mau mencari the best brain yang ada di Indonesia maupun di dunia untuk menangani itu," ucap Bayu.
Bayu menilai, pengembangan sains dalam menangani Covid-19 di Indonesia berjalan baik sampai saat ini
Misalnya, ahli yang terlibat dalam penanganan pandemi flu burung saat itu, juga ikut terlibat dalam penanganan Covid-19 saat ini.
"Alhamdulillah jejaring flu burung itu sekarang ikut menangani Covid-19 seperti Eijkman, Airlangga, UGM, UI. Sehingga pengembangan sains yang kita lakukan itu ternyata bekerja dengan baik," ujar Bayu yang juga Ketua Harian Komnas Flu Burung dan Pandemi Influenza pada 2006-2010.
Baca juga: Farhan Ungkap Beda Komunikasi Publik Saat Pandemi Covid-19 dan Wabah Flu Burung
Di sisi lain, kata Bayu, masalah sosial ekonomi penting dijaga agar masyarakat memahami dan bersiap dalam menghadapi pandemi.
Salah satu bentuk konkretnya seperti bantuan subsidi dan sembako.
Terakhir, Bayu mengatakan, komunikasi publik butuh dilakukan secara intensif, untuk menjangkau masyarakat agar siap siaga dalam penanganan pandemi ini.
"Kita susun strategi komunikasinya tadi dengan volume dan intensitas yang sama besarnya, bahkan mungkin lebih besar dibandingkan dengan sisi penanganan penyakit. Karena kita tahu tanpa kesadaran dari masyarakat tidak mungkin pemerintah mengatasi sendiri," tutur Bayu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.