JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta pandemi Covid-19 menjadi momentum bagi Indonesia untuk mengubah sistem pemilu menjadi digital.
Ia mengatakan, semestinya tak hanya sistem kesehatan dan ekonomi saja yang berubah ke arah digitalisasi di masa pandemi Covid-19, tetapi sistem pemilu.
"Contohnya pemilu atau pilkada. Sudah waktunya Indonesia mengembangkan digitalisasi dalam pelaksanaan pemilu atau pilkada. Dalam tahap awal bisa dimulai dari pilkada hingga berjenjang sampai ke pilpres," kata Bambang melalui keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).
Ia menilai, digitalisasi pemilu juga berguna bagi Indonesia ke depannya jika kembali mengalami pandemi serupa.
Baca juga: Ada Covid-19, Kemendagri Sebut Biaya Kampanye Pilkada 2020 Dapat Dipangkas
Dengan sistem digital, maka tak diperlukan lagi pengumpulan orang dalam jumlah banyak untuk menyaksikan penghitungan suara beramai-ramai.
Hal itu disebabkan, suara yang masuk melalui mesin pemilih sudah masuk ke dalam sistem secara berjenjang dari TPS hingga KPU.
Dengan demikian, lanjut Bambang, hak pilih rakyat tak perlu tertunda. Pilkada atau pemilu tetap bisa dilaksanakan di tengah pandemi yang melarang berkumpulnya orang dalam jumlah banyak.
Baca juga: KPU Tak Ingin Pemungutan Suara Elektronik pada Pilkada 2020
Ia pun menilai pelaksanaan pemilu secara digital menjadi keniscayaan di tengah perkembangan teknologi informasi yang pesat.
"Digitalisasi pemungutan suara melalui barcode menjadi sebuah keniscayaan. Selain menghemat anggaran kotak suara, bilik suara, kertas, dan tinta yang jumlahnya triliunan," kata dia.
"Juga efektif karena tidak perlu menunggu lama perhitungan suara yang sangat memakan biaya dan energi. Cukup dalam hitungan menit sudah tahu hasilnya," lanjut politisi Golkar itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.