JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Cut Putri Arianie mengatakan, penyakit tidak menular kini mulai menjangkiti masyarakat usia 10 hingga 14 tahun.
Demikian dikatakan Putri berdasarkan data yang dimiliki Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes.
"Jadi penyakit tidak menular ini memang sangat memprihatinkan, karena kalau dulu anggapannya ini kepada orang tua, sekarang mulai trennya naik pada usia 10 sampai 14 tahun," kata Putri dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu (4/7/2020).
Baca juga: 5 Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diderita Orang Indonesia
Putri mengatakan, faktor munculnya penyakit tidak menular itu disebabkan beberapa hal. Di antaranya karena terlalu banyak mengkonsumsi gula, garam dan lemak serta tidak rajin berolahraga.
"Penyakit ini sangat mungkin untuk dicegah. Sangat mungkin. Terkait dengan perubahan perilaku kita individu," ujarnya.
Kendati demikian, Putri menegaskan penyakit tidak menular bisa dicegah sejak dini.
Caranya dengan membiasakan diri hidup sehat seperti menjaga pola makan, rajin berolahraga serta tidak lupa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin minimal enam bulan sekali atau satu tahun sekali.
"Jangan lupa screening, deteksi dini untuk orang sehat yang merasa dirinya tidak punya keluhan," ucap dia.
Diketahui, di masa pandemi Covid-19 mereka yang hidup dengan penyakit penyerta harus ekstra hati-hati.
Sebab, orang dengan komorbid akan lebih mudah terjangkit Covid-19 dengan risiko fatal yang cukup tinggi.
Baca juga: Angka Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular di Indonesia Melonjak
Kepala Divisi Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Soroy Lardo mengatakan, masa penyembuhan pasien Covid-19 dengan komorbid akan lebih lama dari biasanya.
"Jadi kalau pasien itu dengan komorbid, tentu akan lama ya jadi bisa perawatan itu dua sampai tiga minggu," kata Soroy dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020).
"Tapi kalau tanpa komorbid itu biasanya kita evaluasi itu sampai dua minggu," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.