Setiap tanggal 26 Juni selalu diperingati sebagai Hari Anti Narkoba Internasional. Tulisan ini merupakan refleksi penulis terkait masalah kecanduan dan bagaimana menyikapinya.
PADA acara pembukaan seminar tentang memerangi kecanduan di University of Kentucky yang dihadiri penulis pada bulan Desember lalu, dihadirkan seorang mantan pecandu dan ibunya, Alex dan Shelley Elswick.
Mereka adalah para pegiat Voice of Hope, komunitas yang bergerak untuk pemulihan ketergantungan obat-obatan di Kentucky, Amerika Serikat.
Alex adalah pecandu narkoba, khususnya opioid, tergabung dengan komunitasnya sesama pecandu, lebih senang mengurung diri saat di rumah, hubungan dengan keluarga renggang, dan pendidikan juga berantakan.
Beberapa kali mengikuti program rehabilitasi, dinyatakan sembuh, lalu kembali bertemu komunitas pecandu dan kembali lagi menjadi pecandu.
Baca juga: Roy Marten Ingatkan Gading Marten Hindari Narkoba: Jangan Pernah Coba!
Shelley, ibunya, telah berusaha agar dapat mengembalikan Alex kepada keluarga, agar menjauh dari komunitas pecandu, menjauh dari kehidupan jalanan, agar kembali normal, melanjutkan sekolah, bekerja, dan meniti karir.
Shelley tidak bosan membantu Alex untuk kembali sembuh dari kecanduan narkoba walaupun harus beberapa kali keluar masuk panti panti rehablitiasi.
Beberapa kali penulis melakukan dialog kepada para penyalahguna narkoba. Pertanyaan favorit penulis adalah kenikmatan apa yang dirasakan ketika menggunakan narkoba.
Jawabannya beragam. Bagi pecandu ganja, mereka menjawab karena merasakan ketenangan, tidur menjadi maksimal, dan hidup berasa santuy.
Sementara bagi pengguna methamphetamine (sabu), dia merasakan semangat dan daya dorong tinggi untuk melakukan sesuatu, bahkan yang dianggap melanggar sekalipun.
Untuk para pengguna ekstasi dia merasakan imajinasi atau halusinasi kenikmatan atas dunia yang dirasa penat sebelumnya, melupakan segenap masalah, iringan musik membawa kepada frekuensi dan imajinasi kenikmatan.
Kenikmatan-kenikmatan tersebut menjadi motivasi bagi para pecandu. Seperti yang disebutkan oleh Voice of Hope, berdasarkan ragam masalah kecanduan yang selama ini mereka hadapi, bahwa kecanduan adalah penyakit kronis yang ditandai dengan pencarian dan penggunaan obat yang kompulsif, atau sulit dikendalikan, meskipun ada konsekuensi yang berbahaya.
Menjadi Pecandu
David T Courtwright, guru besar di University of North Florida, mengawali ulasan di bukunya The Age of Addiction, dengan dialog ringan kepada seorang mahasiswa.
David T Courtwright bertanya kepada Berg, Mahasiswa Stockholm Univeristy, tentang bagaimana perasaan teman-temannya yang menjadi pecandu game online dan drop out dari kampus. Berg menjelaskan bahwa mereka merasa khawatir.