JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pengembangan vaksin Covid-19 merupakan salah satu langkah strategis untuk membangun ketahanan kesehatan.
Sebab, menurut Retno, ketahanan kesehatan atau health security menjadi sangat penting dalam menghadapi berbagai tantangan di masa mendatang, termasuk dalam aspek ketahanan negara.
"Dari sejarah kita melihat bahwa between one pandemic to another pandemic waktunya makin pendek. Jadi, masalah health security becomes more important than before karena health security akan mempengaruhi security dalam konteks biasa bahkan memengaruhi stabilitas dan sebagainya," kata Retno dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/6/2020).
Baca juga: Menlu: Negara Dunia Mulai Kurangi Ketergantungan, Indonesia Perlu Mandiri
Retno mengatakan, pemerintah telah berkomitmen bahwa penguatan kemandirian di bidang kesehatan, khususnya obat-obatan, menjadi salah satu yang bisa direalisasikan.
Ia menyebut, Indonesia tidak bisa terus menerus menjadi negara pembeli obat dari negara lainnya.
"Kalau mau cepat, kita beli (vaksin). Tapi pertanyaannya, pada saat kami diskusi termasuk dengan presiden, apakah kita akan beli terus? Kalau kita beli terus, kita tidak akan pernah tahu kapan next pandemi akan terjadi," ujarnya.
Retno pun mengatakan, saat ini Indonesia mulai mengembangkan vaksin Covid-19 secara mandiri.
Menurutnya, pengembangan vaksin tersebut direncanakan selesai pada pertengahan 2021.
"Kalau kita mengembangkan vaksin sendiri, pasti nanti paling cocok dengan strain-nya orang Indonesia. Kita sudah jalan, mudah-mudahan kalau tidak pertengahan tahun depan itu sudah selesai," ucapnya.
Baca juga: Pengembangan Vaksin Covid-19 Mandiri Jalan, Menlu Retno Harap Selesai 2021
Di saat bersamaan, Retno mengatakan Indonesia juga menjalin kerja sama dengan negara-negara lain.
Selain kerja sama dalam bentuk konkret seperti pengembangan vaksin, ia mengatakan Indonesia terus menyuarakan pentingnya pemberian akses vaksin Covid-19 bagi seluruh negara di dunia.
"Saya yakin teman-teman sedang bekerja keras untuk mendapatkan kemandirian vaksin, sambil kita juga terus melakukan kerja sama dengan negara-negara lain," ujar Retno.
"Memang untuk kerja sama vaksin ada yng sifatnya call mengenai values atau norms, seperti accesibility dan affordability kita aktif di Executive Board WHO, kita masuk di situ. Kemudian ada yang sifatnya konkret, memang melibatkan masalah kontribusi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.