Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Pemeriksaan Spesimen Covid-19, Jam Kerja Laboratorium Akan Dioptimalkan

Kompas.com - 16/06/2020, 14:14 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jam kerja di laboratorium yang terbatas membuat pemenuhan pemeriksaan spesimen Covid-19 belum optimal.

Dari 139 laboratorium yang melakukan tes spesimen menggunakan polymerase chain reaction (PCR), sejumlah laboratorium memiliki kapasitas maksimal memeriksa spesimen hingga 30.900 spesimen setiap harinya.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Abdul Kadir mengatakan, faktanya, saat ini laboratorium hanya mampu memeriksa spesimen hingga 19.000 spesimen per hari saja.

Data terakhir pada Sabtu (13/6/2020) lalu, laboratorium per harinya mampu memeriksa hingga 19.900 spesimen.

Baca juga: Jumlah Pemeriksaan Spesimen Senin Ini Menurun, Ini Sebabnya...

Padahal, target yang diberikan Presiden Joko Widodo saat ini adalah agar 20.000 spesimen bisa diperiksa per harinya.

"Sebenarnya kalau lihat kapasitas kita dengan 139 laboratorium aktif sekarang, ditambah laboratorium tes cepat molekuler (TCM), itu sebenarnya kita sudah bisa (capai 20.000 spesimen per hari). Masalahnya jam kerja terbatas. Ada laboratorium yang Sabtu-Minggu libur," ujar Kadir dalam konferensi pers di BNPB, Selasa (16/6/2020).

Dengan demikian, kata dia, perlu ada optimalisasi di laboratorium-laboratorium tersebut agar bisa mencapai target yang diinginkan.

Pasalnya, masih ada sekitar 10.000 lebih potensi kemampuan pemeriksaan laboratorium yang belum dapat dioptimalkan.

Salah satu cara optimalisasinya adalah dengan memperpanjang jam kerja di laboratorium.

Baca juga: Tingkatkan Kapasitas, Laboratorium BPOM Lakukan Uji Spesimen Covid-19

Selama ini, jam kerja di laboratorium hanya beriksar enam jam per hari yang diakibatkan oleh keterbatasan sumber daya manusia, logsitik, dan beberapa hal lainnya.

"Jadi untuk bisa mencapai 30.000 (sesuai kapasitas laboratorium per hari) adalah peningkatan jam kerja yang dulunya enam jam. Kami minta 12 jam per hari dengan harapan, kalau enam jam bisa capai 19.000 maka dengan dua kali lipat jam kerja, target 20.000 bisa terlewat," tutur dia.

Meskipun demikian, kata dia, apabila ada penambahan jam kerja, maka dipastikan harus menambah sumber daya manusia (SDM).

Baca juga: 36.406 Kasus Covid-19 di Indonesia, Rasio Uji Spesimen Masih Rendah

Saat ini, pihaknya tengah melatih 300 tenaga laboratorium yang akan bekerja langsung di dalam laboratorium.

Mereka akan didistribusikan ke laboratorium beberapa daerah di Tanah Air untuk penanganan Covid-19 ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Tok! Kasasi KPK Kabul, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Penetapan Prabowo di KPU: Mesra dengan Anies hingga Malu-malu Titiek Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com