JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta para pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di seluruh Indonesia memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan pada era new normal.
Sebab, menurut dia, masih ada warga yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan dan bahaya Covid-19, misalnya mengabaikan physical distancing atau menjaga jarak hingga tidak mengenakan masker di tempat umum.
"Ini bahayanya akan semakin besar, makanya bagaimana hindari bahaya Covid-19 perlu pimpinan MUI memberikan pemahaman tentang pentingnya protokol kesehatan," kata Ma'ruf saat menghadiri acara Halalbihalal Majelis Ulama Indonesia se-Indonesia secara daring, Jumat (12/6/2020).
Baca juga: Wapres: Kelihatannya Masyarakat Euforia, Tak Peduli Protokol Kesehatan
Bahkan, kata dia, ada warga yang menolak melakukan tes, mengusir petugas medis yang akan melakukan tes, hingga mengambil jenazah Covid-19 secara paksa.
Ma'ruf menilai, masyarakat saat ini malah euforia menghadapi new normal karena merasa pintu yang selama ini ditutup berupa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dibuka.
Padahal, kata dia, masyarakat justru seharusnya lebih ketat melaksanakan protokol kesehatan untuk menghadapi tatanan baru yang akan diterapkan.
"Kelihatannya sekarang masyarakat euforia karena pintunya dibuka, lantas masyarakat seperti tidak lagi (peduli) padahal justru harus lebih ketat laksanakan protokol kesehatan," ucap dia.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para tokoh MUI memberikan pemahaman pentingnya protokol kesehatan tersebut kepada masyarakat.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Sebut Sekolah Online Tak Optimal
"Bagaimana menghindari bahaya Covid-19 perlu kita (berikan pemahaman ke masyarakat). Para pimpinan MUI berikan pemahaman-pemahaman tentang pentingnya protokol kesehatan, jaga jarak, phsycal distancing, gunakan masker, cuci tangan, dan melakukan tes masif," kata Ma'ruf.
"Jangan sampai ada yang ambil jenazah Covid-19, itu sangat berbahaya. Ini perlu adanya penjelasan dan sosialisasi ke masyarakat. Ini tugas kita sekarang," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.