JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Hasto Kristiyanto menilai, ketimpangan dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi masih menjadi persoalan hingga saat ini.
Oleh sebab itu, ia mengingatkan seluruh kader partainya agar terus memperjuangkan keadilan di bidang ekonomi.
"Rasa adil di bidang ekonomi inilah yang masih harus diperjuangkan oleh PDI Perjuangan," kata Hasto dalam diskusi online peringatan Bulan Bung Karno bertajuk Pancasila dan Keadilan Sosial, Selasa (9/6/2020).
Baca juga: Sekjen PDI-P: yang Kuat Membantu yang Lemah, Bukan Menindas
Selain masalah ekonomi, keadilan dalam bidang hukum juga masih menjadi persoalan yang harus diselesaikan.
Menurut Hasto, dalam kondisi saat ini hukum sering kali dicampuradukan dengan konflik kepentingan.
"Kritik keadilan di bidang hukum, keadilan di bidang ekonomi itu menjadi skala prioritas perjuangan kita," ungkapnya.
Hasto mengatakan, keadilan sosial harus diwujudkan dengan semangat gotong royong. Artinya, dalam masyarakat, kelompok yang kuat harus membantu yang lemah untuk meraih keadilan.
"Dalam prespektif keadilan sosial tersebut perlu juga mewujudkan tatanan masyarakat yang adil itu juga dilakukan dengan semangat gotong royong," kata Hasto.
"Semangat gotong-royong yang kuat membantu yang lemah, bukan yang kuat menindas yang lemah. Bukan seperti itu spiritnya," ujarnya.
Baca juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem Hilang pada 2024
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyebut Indonesia masih memiliki pekerjaan besar yang belum selesai dalam rangka menurunkan angka kemiskinan.
Jokowi mencatat masih ada 24,7 juta jiwa yang masuk kategori miskin, dan 9,91 juta di antaranya dalam kategori kemiskinan ekstrem. Jokowi menargetkan kemiskinan ekstrem ini bisa hilang pada 2024 mendatang.
"Kita harapkan di 2024, untuk kemiskinan ekstrem ini kita bisa pada berada posisi 0," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (4/3/2020).
Untuk itu, Jokowi meminta jajarannya bekerja lebih fokus lagi untuk menyasar penduduk yang sangat miskin.
"Kita bisa fokus menangani terlebih dahulu yang 9,91 juta jiwa ini. Karena itu, data tentang siapa dan di mana warga kita ini harus betul-betul akurat. Sehingga program bisa disasarkan tepat pada kelompok sasaran yang kita inginkan," kata dia.
Baca juga: Mensos Juliari: Angka Kemiskinan Naik Jadi 13,22 Persen akibat Pandemi
Jokowi juga meminta stretegi pengentasan kemiskinan betul-betul terkonsolidasi, terintegrasi, dan tepat sasaran. Sehingga pembagian tugas setiap kementerian dan lembaga harus jelas.