JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi meminta agar kurikulum pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini diubah sesuai dengan kondisi di tengah pandemi.
Pasalnya, dalam situasi darurat seperti ini, baik anak-anak maupun orangtua, rentan mengalami stress yang seharusnya hal tersebut tidak boleh terjadi.
"Kurikulum sekarang dalam situasi darurat. Jadi mohon kurikulumnya juga darurat," ujar Seto dalam webinar yang digelar Kemen PPPA, Rabu (3/6/2020).
Baca juga: Dinas Pendidikan: Tiap Sekolah di Bekasi Harus Punya Satuan Gugus Tugas Covid-19
Pria yang akrab disapa Kak Seto itu mengatakan, kurikulum darurat yang dimaksud adalah kurikulum yang tidak mengharuskan anak untuk mengejar target.
Sebab jika demikian, anak-anak akan mudah stres sehingga berdampak psikologis kepada mereka.
"Tidak harus selalu mengejar target dulu. Jangan sampai anak tercapai semua target kurikulum, tapi kemudian mohon maaf, harus konsultasi dengan rumah sakit jiwa karena anak stres," terang Seto.
Oleh karena itu, dalam situasi pandemi saat ini, yang nomor satu harus dilakukan adalah menyelamatkan jiwa putra-putri selain kesehatan fisiknya.
Selain itu, orangtua sendiri harus memperhatikan kesehatan jiwanya agar tetap bisa membimbing anak-anaknya di masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Ketua DPR: Penyelenggaraan Pendidikan Saat Pandemi Harus Dikelola dengan Baik
"Kunci utama kita dalam pengasuhan yang berpijak pada anak adalah kreatif," kata Seto.
Ia mengatakan, orangtua tidak boleh membimbing putra-putrinya belajar dengan cara kekerasan walaupun saat ini suasananya sedang belajar dari rumah.
Justru, suasana penuh kreatifitas dan penuh senyuman harus diberikan kepada anak-anaknya untuk menghindari stres pada anak itu sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.