Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yurianto: Masyarakat Jangan Hanya Dijejali Janji Kapan Virus Corona Berakhir

Kompas.com - 03/05/2020, 12:39 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, masyarakat jangan hanya dijejali janji kapan pandemi virus corona akan berakhir.

Ia mengatakan, sebaiknya masyarakat diajak terlibat aktif untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Hal itu disampaikan Yurianto menanggapi beberapa prediksi yang mengatakan kapan pandemi Covid-19 akan berakhir di Indonesia sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal.

"Ini bukan sesuatu yang simpel, sederhana. Yang kemudian dengan mudahnya untuk kita sampaikan ke siapa pun bahwa ini kapan ini bahwa ini nanti berakhir tanggal ini, enggak seperti itu," ujar Yuri dalam sebuah diskusi, Minggu (3/5/2020).

Baca juga: Penerapan PSBB secara Maksimal Dinilai Efektif Tekan Penyebaran Covid-19

Yuri menjelaskan, hal terpenting yang dilakukan saat ini adalah membangun kesadaran bersama di masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak menjadi obyek dari harapan yang tidak jelas.

"Mari kita menempatkan masyarakat bersama-sama kita dalam sebuah komunitas untuk kita bangun bersama dalam upaya menanggulangi ini. Tanpa kemudian masyarakat hanya sebagai obyek. Termasuk obyek harapan yang enggak jelas," kata dia.

Ia mengapresiasi perhitungan yang dibuat para ahli dalam memprediksi kapan penyebaran virus corona akan berakhir di Indonesia.

Namun, ia mengingatkan bahwa perhitungan tersebut disertai dengan variabel penyerta di antaranya ialah kedisiplinan masyarakat dalam memutus mata rantai penularan.

Baca juga: Tambah 15, Jumlah Pasien Positif di RSD Covid-19 Wisma Atlet Kini 739 Orang

Karena itu, lanjut Yuri, kuncinya tetap ada pada kedisiplinan masyarakat dalam memutus mata rantai penularan virus corona.

Ia mengatakan, semakin disiplin masyarakat untuk menjaga jarak fisik dan tak beraktivitas di luar rumah, maka akan semakin cepat pula penyebaran virus corona di Indonesia berakhir.

Yuri mengatakan, yang terpenting saat ini ialah menjadikan masyarakat sebagai subyek yang harus dilibatkan dalam pemutusan mata rantai penyebaran virus corona.

"Kalau berdasarkan hitung-hitungan saya pikir para pakar banyak yang melakukan itu. Silakan saja, kami apresiasi. Tapi kembali lagi kuncinya bukan di hitung-hitungan tapi di masyarakat," ujar Yuri.

Baca juga: Seorang Perawat RSPI Sulianti Saroso Meninggal Dunia karena Covid-19

Sebelumnya, berbagai prediksi kapan penyebaran virus corona berakhir di Indonesia bermunculan.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo pun memprediksi penyebaran akan berakhir pada Juni sehingga Juli masyarakat bisa kembali beraktivitas normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com