JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo memastikan angka kematian dari pasien positif Covid-19 di Indonesia sudah tepat dan sesuai hitungan.
Hal itu disampaikan Doni menanggapi pernyataan Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih yang memprediksi jumlah pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia mencapai 1.000 orang.
Baca juga: IDI Sebut Angka Kematian Terkait Corona di Indonesia Lebih dari 1.000 Kasus
"(Data) Sinkron. Jadi kalau toh ada selisih (data) pada jamnya saja (yang beda). Yang jelas sekarang ini dengan adanya permintaan gugus tugas, setiap posko itu enggak boleh ada perbedaan. Laporan dari kabupaten dan kota madya ke provinsi itu satu pintu sekarang," kata Doni kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Ia menambahkan tak semua pasien dalam pengawasan (PDP) meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.
Sebab, ada pula PDP yang meninggal dunia dan ternyata hasil tes swab-nya negatif.
PDP yang meninggal namun hasil tes swab-nya negatif tak dimasukkan ke dalam total angka kematian pasien positif Covid-19.
Sebaliknya, Doni mengatakan, PDP yang meninggal dunia kemudian hasil tesnya positif tentunya dimasukkan ke dalam total angka kematian pasien positif Covid-19.
"Langsung dimasukkan (ke dalam total angka kematian pasien positif Covid-19). Langsung (dimasukkan)," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.
Baca juga: UPDATE: Pasien Covid-19 yang Meninggal Kini Totalnya 590 Orang
Sebelumnya Daeng M Faqih menyebutkan jumlah kematian terkait virus corona di Indonesia mencapai 1.000 orang.
Angka tersebut berbeda dengan yang terakhir disampaikan oleh juru bicara pemerintah terkait Covid-19 Achmad Yurianto yakni 535 orang.
Daeng menjelaskan, jumlah 1.000 tersebut merupakan gabungan antara data korban meninggal dari pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 dan korban meninggal yang statusnya masih pasien dalam pengawasan (PDP).
Saat dikonfirmasi, Daeng M Faqih menjelaskan bahwa data tersebut ia dapat berdasarkan laporan langsung rumah sakit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Iya benar, kalau ditambahkan jumlah kematian yang positif Covid-19 dan PDP, itu akan lebih dari 1.000," kata Daeng saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).
Baca juga: Indonesia Diwajibkan Ekspor APD Siap Pakai ke Korea Selatan
"Nah itu yang belum disampaikan oleh pemerintah. Kematian dengan status PDP ini banyak, kan tidak mungkin PDP yang meninggal lalu kita katakan itu pasti bukan Covid-19, kan enggak mungkin," lanjut Daeng.
Daeng menjelaskan, PDP yang meninggal kemudian oleh pihak rumah sakit dilaporkan juga sebagai kematian perawatan Covid-19.
Sebab status PDP saat berada di rumah sakit juga dirawat menggunakan prosedur Covid-19 dan saat meninggal dunia juga dimakakan dengan protokol pemakaman Covid-19.
"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.