Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Pemerintah Saat Hadapi Covid-19 Kalah Sigap Dibanding Flu Burung

Kompas.com - 18/04/2020, 11:04 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pakar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Abidinsyah Siregar mengungkapkan, respons pemerintah dalam menghadapi wabah Covid-19 cenderung lebih lambat jika dibandingkan respons pemerintah sebelumnya ketika ada wabah Flu Burung pada 2008/2009.

Hal itu disampaikan Abidin saat mengisi diskusi bertajuk "Ikhtiar Melawan Corona" yang digelar secara daring pada Sabtu (18/4/2020).

"Kalau kita bicara kualitas kesehatan rujukannya adalah waktu, dengan membandingkan yang sebelumnya dengan saat ini. Dulu kita pernah mengalami sekitar 2008/2009 saat dunia mengalami pandemi Flu Burung," ujar Abidin yang juga mantan pejabat senior Kementerian Kesehatan di era Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari itu.

Baca juga: Drone Emprit Ungkap Masyarakat Tak Khawatir jika Data Covid-19 Dibuka, Ini Hasil Risetnya

Menurut Abidin, respons pemerintah Indonesia saat itu sangat cepat.

"Jadi begitu ada kejadian di Hong Kong, kita langsung merespons. Kita sadar bahwa persebaran Flu Burung sangat cepat," kata Abidin.

"Sehingga saat itu langsung melakukan tracing siapa yang baru pulang dari sana, lalu meminta WNI yang ingin pulang dari Hong Kong untuk jangan pulang dulu," tuturnya.

Selain langkah tersebut, Menkes saat itu, yakni Siti Fadilah Supari juga disebutnya langsung membentuk tim respons cepat.

Selian itu, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan sudah melakukan lockdown di tempat tertentu.

"Saat itu kita sudah melakukan pemeriksaan kesehatan untuk daerah (yang di-lockdown), kemudian sudah ada langkah mengirimkan logistik dan sebagainya," tuturnya.

Baca juga: Wali Kota Solo Tetapkan KLB Dinilai Contoh Ketanggapan Merespons Covid-19

Dengan serangkaian langkah itu, Abidin menegaskan Pemerintah Indonesia saat itu telah siap menghadapi segala risiko sebelum penularan Flu Burung masif terjadi di Indonesia.

Jika membandingkan dengan kondisi saat ini, Abidin mengaku prihatin.  Sebab, saat ini mobilitas masyarakat lebih tinggi.

"Virus corona tidak hanya ada di bandara, atau di kota saja. Tetapi juga di rumah-rumah. Ini menjadikan kondisinya berisiko tinggi untuk ekskalasi penularan yang tinggi," kata dia.

Padahal, lanjut Abidin, jika sudah diumumkan oleh otoritas China bahwa virus corona telah mengalami transmisi antarmanusia dan antarkota, semestinya pemerintah Indonesia sudah was-was.

"Terlebih Indonesia punya 135 pintu masuk. Tetapi kenapa kita tidak melihat kepada pengalaman yang lalu? Dulu lebih siap dan itu hendaknya dijadikan guru bagi kita," kata Abidin.

Baca juga: Pemerintah Setujui PSBB di 17 Daerah, Ini Rangkuman Sejumlah Wilayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

DPR Segera Panggil KPU untuk Evaluasi Pemilu, Termasuk Bahas Kasus Dugaan Asusila Hasyim Asy'ari

Nasional
Sinyal 'CLBK' PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Sinyal "CLBK" PKB dengan Gerindra Kian Menguat Usai Nasdem Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Jadi Presiden Terpilih, Prabowo Tidak Mundur dari Menteri Pertahanan

Nasional
Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Polri: Hingga April 2024, 1.158 Tersangka Judi Online Berhasil Ditangkap

Nasional
Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Ganjar Bilang PDI-P Bakal Oposisi, Gerindra Tetap Ajak Semua Kekuatan

Nasional
Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasdem Resmi Dukung Prabowo-Gibran, Elite PKS dan PKB Bertemu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com