JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brojonegoro menyatakan akan ada 100.000 unit alat rapid test hasil produksi dalam negeri pada awal Juni.
Hal itu disampaikan Bambang usai rapat bersama Presiden Joko Widodo melalui konferensi video, Rabu (15/4/2020).
"Untuk rapid test kami sudah laporkan ke Pak Presiden, 1,5 bulan atau 6 minggu dari sekarang rencananya sudah ada 100.000 produksi, 100.000 unit rapid test," ujar Bambang.
Baca juga: Antisipasi Puncak Pandemi Covid-19, Ketua MPR Minta Pemerintah Perbanyak Rapid Test dan PCR
Produksi alat tersebut merupakan kerja sama antara Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), UGM, dan PT Hepatika.
Produksi alat rapid test tersebut akan terus dikebut mengingat saat ini kebutuhannya sangat tinggi di masyarakat.
Adapun untuk uji spesimen melalui metode polymerase chain reaction (PCR), pemerintah juga akan menyediakan perlengkapannya.
Baca juga: Jokowi Lantik Wagub DKI Besok, Setiap Tamu Akan Jalani Rapid Test
"PCR ini kerja sama BPPT dengan startup Nusantic dan PT Biofarma. Rencananya pengujian di BP POM dan Kemenkes. Setelahnya tentunya akan dilakukan produksi yang dilakukan PT Biofarma," ujar Bambang.
"Sehingga tidak lama lagi kita akan punya PCR test kit yang basisnya adalah virus yang merupakan local transmission atau virus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Jadi bukan yang berasal dari luar. Diharapkan bisa meningkatkan akurasi dari pengujian PCR tersebut," lanjut dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.