JAKARTA, KOMPAS.com - Ventilator atau alat bantu pernapasan berguna untuk memperpanjang harapan hidup.
Alat yang jumlahnya sedikit tersedia di Indonesia itu, dicari-cari bahkan hingga ke seluruh dunia.
"Saya ditugasi Pak Menteri (Erick Thohir), ditugasi cari ventilator sampai ke ujung dunia. Jadi termasuk Elon Musk nge-tweet kita kejar juga," ujar Wakil Menteri BUMN Budi unadi Sadikin saat teleconference dengan wartawan, Selasa (7/4/2020).
Baca juga: Wamen BUMN: Saya Diberi Tugas Erick Thohir Cari Ventilator hingga ke Ujung Dunia
Memang sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengaku masih kekurangan stok ventilator untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit plat merah yang ditugasi menangani pasien Covid-19.
"Kalau kita lihat RS BUMN ada 611 tempat ICU, sampai hari ini dengan segala cara kita baru ada 50 persennya," katanya, Selasa.
Lalu seberapa pentingkah alat tersebut dalam menangani pasien covid-19?
Anggota Kepakaran Divisi Intensive Care Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI-RSCM dr. Rudyanto Sedono, Sp.An-KIC mengatakan, jika seseorang gagal nafas lalu tidak dibantu ventilator, nyawanya dengan sekejap hilang.
Baca juga: Erick Thohir Akui Kebutuhan Ventilator di RS BUMN Masih Kurang
"Ventilator adalah alat bantu untuk life saving. Orang kalau gagal napas, lalu dia tidak dibantu dengan ventilator nanti bisa meninggal dunia," ujar Rudyanto saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (15/4/2020).
Penggunaan ventilator murni karena pasien membutuhkan perbantuan nafas, bukan karena dia punya penyakit bawaan.
Tapi, bukan juga artinya setelah menggunakan ventilator, nyawa seseorang terjamin selamat dari Covid-19.
"Ini bukan soal pasien punya penyakit bawaan tapi seberapa berat Covid-19 menyebabkan kerusakan di paru-paru," lanjut Intensivis ICU RSCM ini.
Baca juga: UI Kembangkan Ventilator Pasien Corona, Diklaim Lebih Murah dan Mudah
Apabila proses pertukaran oksigen atau oksigenasi di paru tidak atau kurang terjadi, maka dibantu dengan ventilator.
Dengan kata lain, ventilator itu digunakan untuk mensuplai oksigen supaya terjadi pertukaran gas (oksigenasi) dalam paru-paru.
"Sehingga tidak apa-apa menggunakan ventilator. Jika tidak nanti pasien bisa meninggal. Akan tetapi, penggunaan harus memperhatikan pedoman dan kriteria yang ada, " tutur Rudyanto.
Pertama, kata dia, perlu dipahami bahwa ventilator memiliki dua sisi.