Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Komisi I Minta TNI-Polri Usut Akar Masalah Bentrokan di Papua

Kompas.com - 13/04/2020, 16:08 WIB
Tsarina Maharani,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta, mendesak pimpinan TNI dan Polri segera mengusut dan menuntaskan masalah yang memicu bentrokan anggota TNI-Polri di Kabupaten Membramo Raya, Papua, Minggu (12/4/2020).

"Kami berharap pimpinan TNI, pimpinan Polri, dan pemerintah bisa segera menemukan akar persoalannya dengan jelas dan bekerja serius menghilangkannya," kata Sukamta, Senin (13/4/2020).

Menurut Sukamta, persoalan yang memantik bentrokan tersebut terbilang sepele.

Baca juga: Sempat Bentrok hingga Jatuh Korban Jiwa, TNI-Polri Tetap Bersatu Jaga Keamanan Papua

Ia heran mengapa personel TNI dan Polri begitu mudah terprovokasi, meski sudah dibina dengan baik.

"Selama ini pembinaan yang dilakukan oleh Panglima TNI dan Kapolri sudah bagus, tetapi ternyata masih saja terjadi (bentrokan)," kata dia.

"Apalagi kalau dilihat pencetusnya hal yang sepele sekali. Sangat tidak masuk akal. Jangan-jangan itu hanya menjadi pencetus, sedangkan masalah sebenarnya kita belum tahu," imbuh Sukamta.

Karena itu Sukamta menyatakan bahwa dirinya menyesalkan insiden bentrokan di Papua itu dan berharap persoalan sebenarnya dapat diketahui.

"Kami menyesalkan dengan masih terjadinya insiden bentrokan antara anggota TNI dan Polri," ucapnya.

Atas insiden pada Minggu (12/4/2020) pagi itu, pimpinan TNI-Polri di wilayah tersebut langsung mengambil tindakan tegas.

Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw langsung menginstruksikan agar senjata yang dibawa para anggotanya ditarik.

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan balasan dari rekan-rekan korban.

“Semua yang memegang senjata kami tarik, dan kami amankan agar tidak ada aksi balasan," kata Paulus, di Base Ops Lanud Silas Papare, Minggu.

Pihaknya pun terus berupaya menenangkan anggotanya. Seluruh anggota diminta tetap berada di dalam markas komando.

"Kami akan konsolidasi untuk menenangkan semua anggota kami, prajurit kami, terutama perwira di lapangan untuk bisa menenangankan semuanya dan tidak keluar dari komando,” kata dia.

Baca juga: Cegah Bentrok TNI-Polri di Papua Terulang, Komunikasi Pimpinan Anak Buah Diperlukan

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab mengaku telah menerjunkan tim investigasi kepada jajarannya. Dia siap memberikan sanksi jika anggotanya terbukti bersalah.

"Apa-apa yang sudah terjadi di lapangan karena ini miss komunikasi, tetapi bukan berarti selesai. Tindakan hukum tetap berjalan untuk kita menegakkan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Herman, Minggu (12/4/2020).

Pangdam juga menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya tiga polisi.

"Saya mewakili seluruh prajurit di Kodam XVII/Cenderawasih ikut berdukacita bagi saudara-saudara kita yang sudah mendahului, dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan kesabaran," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com