Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua Pasien yang Dirujuk ke RSUP Persahabatan Bisa Langsung Dirawat

Kompas.com - 08/04/2020, 16:50 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, tidak semua pasien positif Covid-19 yang dirujuk bisa langsung dirawat di RS tersebut.

Menurut Rita, dalam satu hari RSUP Persahabatan rata-rata menerima 60 sampai 80 pasien positif Covid-19.

Baca juga: RSUP Persahabatan Tambah Kapasitas Tempat Tidur untuk Rawat 100 Pasien Covid-19

 

"Sebagai salah satu RS rujukan, dalam satu hari ada sekitar 60 sampai 80 pasien (yang datang). Sehingga kami harus menata kasus-kasusnya," ujar Rita dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (8/4/2020).

Dari jumlah rata-rata pasien yang dirujuk tersebut, RSUP membagi menjadi tiga kelompok.

Pertama, kelompok individu positif Covid-19 yang memiliki gejala ringan sejumlah 30-40 persen.

Kedua, kelompok individu positif Covid-19 dengan gejala sedang yang biasanya tercatat sebanyak 30-60 persen.

Ketiga kelompok individu positif Covid-19 dengan gejala berat yang berjumlah 10-15 persen.

Baca juga: Tiap Hari, RSUP Persahabatan Membutuhkan 1.000 APD untuk Tangani Pasien Covid-19

"Sementara itu yang bisa kami tangani hanya kurang lebih 12-15 persen. Jadi kami mengimbau untuk semua RS agar saat merujuk kasus positif Covid-19 dipilah untuk kasus sedang dan berat," lanjut Rita.

Saat ini pemerintah juga sudah mengoperasikan RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran untuk menangani kasus positif dengan gejala ringan.

"Seperti kita tahu, kasus positif (Covid-19) bila tidak ada gejala atau kasusnya ringan itu sebetulnya bisa kita lakukan karantina (isolasi) di rumah. Tapi bila sudah ada gejala yang agak serius, maka harus segera dilakukan penatalaksanaan di dalam RS rujukan," ungkap Rita.

Baca juga: UPDATE: Tambah 218, Total Ada 2.956 Kasus Covid-19 di Indonesia

Lebih lanjut Rita menjelaskan untuk merawat pasien positif Covid-19 dipastikan akan membutuhkan layanan ICU.

Sehingga RSUP Persahabatan dan RS lain yang ada di Jakarta akan memperluas kapasitas ICU untuk pelayanan pasien positif.

"Pada awalnya, RSUP Persahabatan hanya menyiapkan 24 tempat tidur di ruang isolasi. Tapi dengan kondisi seperti ini kami telah melakukan perluasan bertahap sehingga saat ini ruang isolasi sudah bisa tampung 100 tempat tidur," tambah Rita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

PDI-P Tak Pecat Jokowi, Komarudin Watubun: Kader yang Jadi Presiden, Kita Jaga Etika dan Kehormatannya

Nasional
Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Menko Polhukam: 5.000 Rekening Diblokir Terkait Judi Online, Perputaran Uang Capai Rp 327 Triliun

Nasional
Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Golkar Sebut Pembicaraan Komposisi Menteri Akan Kian Intensif Pasca-putusan MK

Nasional
KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

KPU: Sirekap Dipakai Lagi di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Pasca-Putusan MK, Zulhas Ajak Semua Pihak Bersatu Wujudkan Indonesia jadi Negara Maju

Nasional
Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Temui Prabowo di Kertanegara, Waketum Nasdem: Silaturahmi, Tak Ada Pembicaraan Politik

Nasional
Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Momen Lebaran, Dompet Dhuafa dan Duha Muslimwear Bagikan Kado untuk Anak Yatim dan Duafa

Nasional
Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk 'Distabilo' seperti Era Awal Jokowi

Deputi KPK Minta Prabowo-Gibran Tak Berikan Nama Calon Menteri untuk "Distabilo" seperti Era Awal Jokowi

Nasional
Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Usul Revisi UU Pemilu, Anggota DPR: Selama Ini Pejabat Pengaruhi Pilihan Warga Pakai Fasilitas Negara

Nasional
KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

KPU Mulai Rancang Aturan Pemutakhiran Daftar Pemilih Pilkada 2024

Nasional
Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Waketum Nasdem Ahmad Ali Datangi Rumah Prabowo di Kertanegara

Nasional
Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Sebut Hak Angket Masih Relevan Pasca-Putusan MK, PDI-P: DPR Jangan Cuci Tangan

Nasional
Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Bicara Posisi Politik PDI-P, Komarudin Watubun: Tak Harus dalam Satu Gerbong, Harus Ada Teman yang Mengingatkan

Nasional
Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Anggota Komisi II DPR Nilai Perlu Ada Revisi UU Pemilu Terkait Aturan Cuti Kampanye Pejabat Negara

Nasional
Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Proses di PTUN Masih Berjalan, PDI-P Minta KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com