Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkesan Tonjolkan Angka Kematian, Pemerintah Diminta Transparan soal Data Pasien Positif Covid-19

Kompas.com - 23/03/2020, 12:16 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio mengkritisi penyampaian update data penanganan pasien Covid-19 yang terkesan hanya menonjolkan angka kematian.

Agus menilai pemerintah seolah menekan informasi jumlah seluruh pasien positif Covid-19.

"Kesannya saya tekan (angka pasien positif) serendah-rendahnya. Padahal ini tak bisa lagi disembunyikan. Ini tidak bisa hanya disembuhkan pakai doa, juga tidak bisa hanya dengan makan nasi kucing. Ini persoalan serius," ujar Agus saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (23/3/2020).

Baca juga: Sebaran Data Covid-19 di 17 Provinsi, DKI Jakarta Catat 267 Kasus

Menurutnya, meski data yang disampaikan sudah berdasarkan rekapitulasi data harian yang dihitung mulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di hari berikutnya, informasi itu belum bersifat real.

Sebab, kata Agus, data itu hanya menghitung pasien yang dirawat di rumah sakit (RS).

Agus menyarankan supaya seluruh data pasien, baik yang positif maupun yang berstatus orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien dalam pemantauan (PDP) juga disampaikan ke publik.

Baca juga: MUI Minta Pemerintah Buka Data Daerah Rawan Penyebaran Covid-19

Hal ini menurutnya penting supaya tidak menonjolkan angka kematian pasien.

"Sebab jika merujuk jumlah pasien positif saat ini, yakni 514 orang positif, yang meninggal ada 48 orang. Maka tentu saja persentase angka kematiannya tinggi, " katanya.

"Karena, rumus untuk melihat tingkat kematian ini angka pasien positif dibagi angka pasien meninggal dunia. Kondisinya akan beda jika jumlah pasien diungkapkan ada ribuan, dibagi angka meninggal dunia, " lanjut Agus.

Agus meyakini hingga saat ini jumlah pasien Covid-19 lebih banyak dari jumlah yang disampaikan pada saat pengumuman update data tiap harinya.

Baca juga: 18 Hari Pandemi Corona di Indonesia: Angka Positif Terus Naik dan Kematian Tertinggi di Asia Tenggara

Dia menyarankan semuanya dipaparkan secara real time.

"Kalau kondisi data seperti sekarang, maka justru kesannya kondisi Indonesia nanti lebih buruk di mata dunia," tegas Agus.

Diberitakan, berdasarkan update data penanganan Covid-19 yang dirangkum pemerintah hingga Minggu (22/3/2020) jumlah pasien positif Covid-19 sebanyak 514 orang.

Dari data tersebut, ada 29 pasien yang sembuh dan 48 pasien meninggal dunia.

Baca juga: Banyak Lansia dan Fasilitas Kurang Memadai, Faktor Angka Kematian Virus Corona di Italia Tinggi

Sementara itu, dari data di atas indeks kematian akibat penularan Covid-19 di Indonesia mencapai 9,33 persen.

Persentase angka kematian ini menjadi yang tertinggi di dunia saat ini.

Di urutan kedua, ada Italia dengan persentase angka kematian sebesar 9 persen.

Adapun jumlah kasus positif Covid-19 di Italia sebanyak 53.578 kasus, dengan total pasien meninggal sebanyak 4.825 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com