Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Indonesia Siap Menggelar Rapid Test Masal?

Kompas.com - 19/03/2020, 16:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perintah Presiden Joko Widodo agar rapid test virus corona (Covid-19) dilaksanakan secara masal nampaknya belum bisa diimplementasikan dalam waktu cepat.

Pemerintah hingga saat ini belum memiliki perangkat rapid test tersebut.

"Belum, barangnya belum ada di sini," ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Brian Sri Prahastuti saat dihubungi Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Brian yang juga seorang dokter itu belum mengetahui pasti seperti apa perangkat rapid test Covid-19 yang akan diadakan pemerintah. Sebab, bentuknya yang beredar di pasaran bervariasi.

Baca juga: Pemerintah Diminta Percepat Penyediaan Rapid Test Covid-19

Namun, rapid test itu merupakan alat untuk memeriksa unsur yang terkandung di dalam sampel darah seseorang.

"Kalau yang diketahui umum di masyarakat ya seperti alat pemeriksa gula darah. Kurang lebih seperti itu. Tapi belum pasti seperti itu karena barangnya belum ada ya," lanjut Brian.

Kajian

Ia melanjutkan, pemerintah juga masih mengkaji beberapa hal soal penerapan rapid test Covid-19 masal ini.

Salah satu hal yang dikaji, yakni kelebihan dan kekurangan rapid test dibandingkan dengan tes model lain, yakni PCR (polymerase chain reaction) dan genom sekuensi.

Sebab, rapid test ini memiliki keakuratan yang rendah untuk mendeteksi virus corona.

"Kelemahan rapid test ini, akurasinya tidak sebaik dua metode lain. Misalnya hasil periksa pertama negatif, itu belum tentu negatif pada pemeriksaan selanjutnya," ujar Brian.

Baca juga: Yurianto: Wisma Atlet Kemayoran Akan Dijadikan Lokasi Rapid Test Covid-19

"Golden standarnya ya tetap PCR dan genom sekuensi. Itu yang direkomendasikan WHO," lanjut dia.

Oleh sebab itu, kemungkinan besar apabila rapid test masal ini nantinya tetap dilaksanakan, maka hanya akan menjadi tes awal apakah seseorang berpotensi tinggi positif virus corona atau tidak.

"Rapid test dilakukan untuk penapisan awal, early diagnostic, bukan diagnosa pasti. Kalau diagnosa pastinya adalah dengan PCR," papar Brian.

Apabila dalam rapid test Covid-19 seseorang dinyatakan berpotensi tinggi positif, apalagi disertai gejala, maka akan dilanjutkan ke tes selanjutnya, yakni PCR dan genom sekuensi.

Sebaliknya, apabila tidak, maka tidak akan dilanjutkan ke tes berikutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com