Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Tingkatkan Kualitas Informasi di SMS soal Covid-19

Kompas.com - 18/03/2020, 13:19 WIB
Tsarina Maharani,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar Christina Aryani meminta pemerintah meningkatkan kualitas informasi terkait penanganan pandemi virus corona yang disampaikan lewat layanan pesan singkat (SMS).

Pesan singkat itu dikirimkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai pemegang kendali Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Christina menyatakan, upaya keterbukaan informasi pemerintah itu perlu diapresiasi, tetapi masih perlu perbaikan.

"Beberapa hari terakhir masyarakat sudah mulai menerima pesan rutin melalui ponsel yang tentunya salah satu bentuk komunikasi yang baik, meski harus terus ditingkatkan agar masyarakat mendapatkan informasi yang tepat, benar, dan sesuai fakta," kata Christina, Rabu (18/3/2020).

Baca juga: Pemerintah Siapkan SMS Blasting ke Masyarakat, Isinya Mitigasi Penyebaran Corona

Selain itu, ia meminta pemerintah menambah laboratorium untuk melakukan uji spesimen virus corona.

Christina menilai ketersediaan laboratorium Balitbang Kemenkes dan 12 jejaring laboratorium pemeriksa belum cukup memadai.

Dia khawatir penanganan dan pencegahan virus corona tidak maksimal karena pemerintah terlambat mengetahui pasien terinfeksi.

Baca juga: Lakukan 5 Hal Ini Untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona

"Masih perlu untuk ditambah, terutama di daerah-daerah, karena wabah ini bukan tidak mungkin juga akan menyebar ke daerah-daerah lain. Pemerintah harus memastikan hasil pengetesan bisa diketahui dalam waktu singkat," ujar dia.

"Waktu tiga hari untuk mengetahui hasil tes menjadi terlalu lama di tengah ketidakpastian, karena sesorang dapat terus menyebarkan virus ditengah ketidaktahuannya. Ini sangat berbahaya," lanjut dia.

Christina pun berharap masyarakat saat ini meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran diri agar penyebaran virus corona tidak meluas.

Baca juga: Hadapi Dampak Corona, Pengusaha Minta Tambahan Stimulus

Imbauan pemerintah agar menghindari kerumunan massa dan berkegiatan di rumah harus dipatuhi.

"Masyarakat perlu bekerja sama dengan pemerintah agar wabah ini tidak makin meluas. Menjadi fokus pemerintah untuk mengatasi penanganan warga terdampak. Sebaliknya masyarakat perlu secara aktif berperan dalam pencegahannya," tuturnya.

Anggota Komisi I DPR Fraksi PKS, Sukamta, juga menyoroti soal transparansi data mengenai penanganan virus corona dari pemerintah.

Ia mengakui bahwa pemerintah terkesan menutup-nutupi informasi demi menjaga situasi tetap kondusif.

Baca juga: Update Covid-19: 172 Positif, 9 Sembuh, dan 7 Orang Meninggal Dunia

Namun, menurutnya, sikap ketidakterbukaan pemerintah itu akhirnya menyulitkan masyarakat.

"Memang Pemerintah mungkin maunya menjaga situasi agar kondusif. Tapi dengan tidak transparan justru membuat masyarakat kepo dan tidak tenang," ujar Sukamta, Rabu (18/3/2020).

Hingga Selasa (17/3/2020), pemerintah mengonfirmasi jumlah pasien Covid-19 menjadi 172. Jumlah itu bertambah orang dari pengumuman terakhir pada Senin (16/3/2020) sore.

Selanjutnya, berdasarkan data pemerintah, kasus pasien Covid-19 meninggal dunia yaitu tujuh orang dan sembuh sembilan orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Menakar Nasib Ketua KPU Usai Diadukan Lagi ke DKPP Terkait Dugaan Asusila

Nasional
Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Tak Lagi Solid, Koalisi Perubahan Kini dalam Bayang-bayang Perpecahan

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Sebut 'Amicus Curiae' Bukan untuk Intervensi MK

TPN Ganjar-Mahfud Sebut "Amicus Curiae" Bukan untuk Intervensi MK

Nasional
Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Percepat Kinerja Pembangunan Infrastruktur, Menpan-RB Setujui 26.319 Formasi ASN Kementerian PUPR

Nasional
Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Kubu Prabowo Siapkan Satgas untuk Cegah Pendukung Gelar Aksi Saat MK Baca Putusan Sengketa Pilpres

Nasional
TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

TKN Prabowo-Gibran Akan Gelar Nobar Sederhana untuk Pantau Putusan MK

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Jelang Putusan Sengketa Pilpres: MK Bantah Bocoran Putusan, Dapat Karangan Bunga

Nasional
Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Skenario Putusan Mahkamah Konstitusi dalam Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Kejagung Terus Telusuri Aset Mewah Harvey Moeis, Jet Pribadi Kini dalam Bidikan

Nasional
Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com