JAKARTA, KOMPAS.com - Polri memutuskan untuk tidak menambah personel di Papua pasca-sejumlah aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura, Mimika.
"Kekuatan yang sampai hari ini berada di sana dan beberapa waktu lalu. Dengan kata lain, tidak ada penambahan," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Asep Adi Saputra di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (9/3/2020).
Asep menuturkan, terdapat 5.000 personel yang diturunkan di daerah tersebut.
Baca juga: Polisi Akan Gelar Perkara Kasus Pemerkosaan yang Dilakukan Oknum PNS Papua
Polri pun mengklaim bahwa situasi di Papua sudah aman dan terkendali. Asep menambahkan, aktivitas masyarakat juga mulai kembali normal.
Namun, ia mengatakan, aparat TNI-Polri tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Berdasarkan informasi dari Polda Papua, sampai dengan hari ini situasi dalam keadaan terkendali dan aman. Masyarakat juga sudah melaksanakan aktivitas normal sehari-hari. Namun, tingkat kewaspadaan TNI-Polri masih terus ditingkatkan," katanya.
Diberitakan, arus pengungsian warga yang sebelumnya tinggal di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, terus bertambah.
"Perlu diketahui bahwa total warga masyarakat yang telah diturunkan ke Timika dari Distrik Tembagapura sejak 6-9 Maret 2020 sebanyak 1.572 jiwa," ujar Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw, melalui rilis, Senin (9/3/2020).
Baca juga: Polri Sebut Situasi di Papua Aman dan Terkendali
Warga di wilayah Tembagapura tersebut minta dievakuasi karena KKB dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung, dan menebar teror dengan menembaki pos penjagaan TNI-Polri.
Aksi yang dilakukan KKB ini tentunya membuat warga merasa terancam.
Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.