Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah: Covid-19 Bisa Tanpa Gejala, Tak Terdeteksi di Bandara

Kompas.com - 05/03/2020, 20:34 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebut, ada perubahan gejala terhadap orang yang terjangkit Covid-19.

Perubahan gejala ini pun membuat orang dengan virus ini makin sulit untuk terdeteksi.

Saat baru pertama kali muncul di Provinsi Hubei, China, pada Desember 2019 lalu, menurut dia orang yang terserang virus ini langsung menunjukkan gejala sakit berat seperti demam tinggi, batuk, pilek, dan sesak napas.

Baca juga: Menko PMK Minta RS Non-Rujukan Siap Jadi Perawatan Sementara Covid-19

Namun belakangan, orang yang sudah dinyatakan positif Covid-19 hanya menunjukkan gejala sakit ringan.

"Bahkan di beberapa laporan yang kita dapatkan ada yang asimtomatik, tidak menunjukkan gejala," kata Yurianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020).

Yurianto menyebut, fenomena tersebut membuat deteksi makin sulit dilakukan. Penularan antar-negara pun semakin meningkat.

Sebab, semua negara, termasuk Indonesia, mengandalkan alat pengukur suhu tubuh atau thermal scanner di bandara untuk mendeteksi suspect Corona. Jika tak ada gejala panas, maka deteksi tidak bisa dilakukan.

Baca juga: Wamenag Ajak Tokoh Agama Bangun Optimisme Warga Cegah Corona

"Ini artinya mobilitas penderita dengan Covid-19 di dalam tubuhnya tidak terdeteksi di pintu masuk negara mana pun," kata Yurianto.

Menurut dia, hal ini lah yang menyebabkan kasus corona di luar china meningkat. Sejumlah negara memiliki tingkat penularan yang tinggi seperti Korea Selatan, Jepang, Iran dan Italia.

"Di samping itu penyebaran ke negara-negara yang lain, yang baru juga sangat tinggi. Data beberapa hari yang lalu, dalam sehari ada 20 negara baru yang melaporkan ditemukannya kasus positif," kata dia.

Di Indonesia sendiri, ada dugaan kasus 1 dan 2 positif Corona disebabkan oleh warga negara Jepang yang berdomisili di Malaysia yang berkunjung ke Jakarta.

Ada dugaan warga Jepang itu tak terdeteksi di Bandara karena tak menunjukkan gejala suhu tubuh panas.

Baca juga: Di China, 80 Persen Kasus Covid-19 Tergolong Ringan

Saat ini, Indonesia sudah melarang kunjungan dari negara episentrum corona. Pemerintah RI melarang seluruh kedatangan, baik yang tiba maupun transit, dari Iran, Italia, dan Korea Selatan.

Hal ini dilakukan menyusul perkembangan kasus penyebaran virus corona atau Covid-19 di ketiga negara tersebut.

Meski demikian, larangan tersebut hanya berlaku bagi kedatangan yang berasal dari kota tertentu di negara tersebut.

Selain itu, penerapan kebijakan ini hanya bersifat sementara dan akan dievaluasi sesuai dengan perkembangan situasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama Seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Jalankan Amanah Donatur, Dompet Dhuafa Berbagi Parsel Ramadhan untuk Warga Palestina

Nasional
Wapres Sebut Target Penurunan 'Stunting' Akan Dievaluasi

Wapres Sebut Target Penurunan "Stunting" Akan Dievaluasi

Nasional
Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Persilakan Golkar Tampung Jokowi dan Gibran, PDI-P: Kami Bukan Partai Elektoral

Nasional
Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Dana Pensiun Bukit Asam Targetkan 4 Langkah Penyehatan dan Penguatan pada 2024

Nasional
Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Di Depan Wiranto-Hendropriyono, Prabowo Minta Maaf Pernah Nakal: Bikin Repot Senior...

Nasional
Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Albertina Dilaporkan Wakil Ketua KPK, Ketua Dewas: Apa yang Salah? Ada Surat Tugas

Nasional
Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com