JAKARTA, KOMPAS.com - Foto pesawat Boeing 777-300ER milik maskapai Garuda Indonesia yang dicat layaknya pesawat kepresidenan beredar luas dan jadi perbincangan di jagat maya.
Pihak Istana Kepresidenan pun sempat memberikan keterangan yang berbeda-beda soal pesawat tersebut.
Foto itu pertama kali diunggah akun Instagram @avia.pedia di Instagram.
Pesawat tersebut berada di sebuah hanggar. Di badan pesawat ada tulisan dan logo Republik Indonesia.
Namun belakangan foto yang diunggah akun tersebut sudah tidak bisa diakses.
Baca juga: Istana Sewa Pesawat Garuda untuk Kunjungan Jokowi ke AS
Kendati demikian, foto pesawat kepresidenan tersebut sudah terlanjur viral dan ramai diperbincangkan oleh warganet.
Kompas.com awalnya meminta keterangan pada Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Ditemui di Istana Kepresidenan usai shalat Jumat, sekitar pukul 12.45 WIB, Pratikno menegaskan tak ada pembelian pesawat kepresidenan baru.
Namun, ia mengakui, ada rencana Istana untuk menyewa pesawat dari Garuda jika Presiden Joko Widodo hendak melakukan kunjungan luar negeri dalam jarak jauh.
Sebab, pesawat kepresidenan Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800 yang ada saat ini harus melakukan beberapa kali transit jika menuju negara yang lokasinya cukup jauh.
"Jadi transit itu kan mahal banget," kata Pratikno.
Baca juga: Beredar Foto Diduga Pesawat Baru Kepresidenan, Ini Penjelasan Istana
Kendati demikian, Pratikno menegaskan, sampai belum ada transaksi untuk penyewaan pesawat Garuda.
Menurut dia, sampai saat ini juga belum ada jadwal kunjungan Presiden Jokowi ke negara yang lokasinya jauh.
"Ya nanti kalau ada perjalanan jauh kemungkinan kita baru (sewa)," ujar dia.
Saat ditanya kenapa pesawat Garuda yang beredar di medsos itu sudah dicat dengan logo Garuda dan tulisan republik Indonesia, Pratikno tidak menjawab.
Ia meminta wartawan bertanya kepada Deputi bidang Protokol, Pers dan Media Bey Machmudin yang kebetulan ada di sampingnya.
"Pak Bey, jawablah Pak. Kok aku disuruh jawab," kata Pratikno.
Baca juga: Garuda Enggan Komentari Istana Sewa Pesawat Kepresidenan
Bey kemudian memberikan penjelasan. Namun, ia menolak pernyataannya dikutip para wartawan.
Kompas.com kemudian menghubungi Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono.
Heru tak menjawab panggilan telpon kompas.com, namun bersedia membalas pertanyaan lewat pesan singkat.