JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah RI segera merumuskan langkah untuk mengantisipasi dampak penyebaran virus Corona (Covid-19) terhadap perekonomian dalam negeri. Salah satu yang menjadi perhatian adalah sektor pariwisata.
Pemerintah ingin memastikan pariwisata di Indonesia tetap diminati oleh wisatawan mancanegara. Untuk mewujudkan hal itu, pemerintah pun mengucurkan insentif sebesar 298,5 Miliar untuk sektor pariwisata.
Keputusan ini diambil dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/2/2020) lalu.
"Insentif untuk wisatawan mancanegara ini pemerintah memberikan alokasi tambahan sebesar Rp 298,5 miliar," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam jumpa pers usai rapat.
Menurut Airlangga, tambahan anggaran itu akan dialokasikan untuk maskapai penerbangan dan agen perjalanan sebesar 98,5 Miliar.
Dengan suntikan tersebut, diharapkan maskapai penerbangan dan agen perjalanan bisa memberikan diskon sehingga menarik minat wisatawan.
"Kemudian ada untuk anggaran promosi Rp 103 miliar dan juga untuk kegiatan turisme sebesar Rp 25 miliar dan (media relation) dan influencer sebanyak Rp 72 miliar," ucap Airlangga.
Anggaran terakhir sebesar Rp 72 Miliar ramai dibincangkan publik di jagat media sosial. Banyak yang menilai anggaran untuk menggaet influencer itu terlalu besar.
Ramainya sorotan atas anggaran untuk influencer sebesar Rp 72 Miliar membuat Menteri Pariwisata Wishnutama buru-buru memberikan klarifikasi.
Berbeda dengan pernyataan Airlangga, Wishnutama menyebut anggaran Rp 72 Miliar itu tidak hanya untuk influencer, tapi juga berbagai komponen promosi pariwisata Indonesia.
Baca juga: Heboh Anggaran Rp 72 Miliar untuk Influencer, Ini Penjelasan Menteri Pariwisata
"Ini yang Rp 72 miliar itu bukan untuk influencer saja, ada banyak komponen promosi," kata Wishnutama di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
"Jadi Rp 72 Miliar itu untuk promosi, fame trip, untuk pengenalan destinasi wisata. Salah satunya influencer," sambungnya.
Wishnutama juga menyebut, influencer yang akan digunakam pemerintah semuanya akan berasal dari luar negeri. Ia memastikan tak ada influencer asal Indonesia yang akan digaet. Sebab, sasaran promosi adalah untuk wisatawan mancanegara.
"Misal kita pilih (target wisatawan) dari Amerika, kita cari influencer Amerika dong. Gitu dong. Masa kita mau pengaruhi market Amerika, tapi pakai influencer dari Indonesia. Kan enggak ngaruh," kata mantan bos Net TV ini.
Baca juga: Pemerintah Anggarkan Rp 72 Miliar untuk Bayar Influencer demi Tingkatkan Pariwisata
Selain Amerika, Wishnutama menyebut sejumlah negara atau kawasan lain seperti Eropa, Australia, Timur Tengah dan India. Namun, menurut dia hal ini masih dalam kajian. Opsi yang paling memungkinkan adalah Australia.