JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 68 dari 70 spesimen orang yang diduga terinfeksi virus corona telah selesai diteliti oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Hasilnya, ke-68 spesimen tersebut dinyatakan negatif virus corona.
"Ini diambil di lab dengan jumlah 70 spesimen, yang sudah keluar hasilnya ada 68 dan hasilnya negatif," kata Direktur Surveilans dan Karantina Kemenkes Vensya Sitohang, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/2/2020).
"Yang dua spesimen lagi masih berproses, tentunya diperiksa," sambungnya.
Baca juga: Gara-gara Virus Corona, Menu Olahan Ular dan Biawak Dihapus dari Grabfood
Atas hasil penelitian itu, Vensya pun memastikan hingga saat ini belum ada warga di Indonesia yang terjangkit virus corona.
Vensya juga menjamin bahwa pemeriksaan spesimen yang dilakukan Kemenkes sudah sesuai dengan standar World Health Organisation (WHO). Pemeriksaan di laboratorium memakan waktu dua sampai tiga hari.
"Kita harap tak ada lagi kasus yang bertambah, dimana ada orang yang memiliki gejala yang mirip (Corona) yang akan diperiksakan kesehatannya," kata dia.
Diberitakan, jumlah kasus virus corona Wuhan yang dilaporkan di Indonesia jauh dari perkiraan ilmuwan.
Karena jarak Indonesia dekat dengan Wuhan, China, peneliti memprediksi sebenarnya ada lebih banyak kasus infeksi virus corona.
Hal ini pula yang membuat para ahli khawatir bahwa penyebaran virus corona Wuhan atau novel coronavirus tidak terdeteksi.
Jika hal tersebut benar adanya, maka ada potensi epidemi lebih besar dari yang saat ini terjadi.
Untuk diketahui, data per hari ini mencatat 910 orang meninggal dan 40.553 orang positif terinfeksi secara global.
"Indonesia melaporkan nol kasus, tapi mungkin sebenarnya sudah ada beberapa kasus yang tak terdeteksi," ujar ahli epidemiologi Marc Lipsitch dari Harvard TH Chan School of Public Health, penulis pendamping dari studi terbaru yang diunggah di medRxiv.
Kepala Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siswanto mengatakan, penelitian yang dilakukan ahli Harvard itu hanya berdasarkan kalkulasi matematis dan belum bisa dipastikan kebenarannya.
Baca juga: WHO: Vaksin Virus Corona COVID-19 Siap dalam 18 Bulan Lagi
"Penelitian Harvard itu model matematik untuk memprediksi dinamika penyebaran novel corona virus berdasarkan seberapa besar orang lalu lalang," kata Siswanto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (10/2/2020).
Siswanto menyebutkan, berdasarkan hitungan matematis tersebut, seharusnya terdapat 6-7 kasus positif virus corona di Indonesia.
Namun, Siswanto menegaskan, sampai hari ini belum ada satu kasus yang dinyatakan positif corona berdasarkan hasil pemeriksaan di laboratorium Litbang Kemenkes.