JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, tak ada penurunan arus barang dari China meski penerbangan komersil dari dan ke China ditutup.
Ia mengatakan, kargo yang datang dari China juga tak menurun dan aktivitasnya berlangsung seperti biasa.
"Pesawat (kargo) masih tetap jalan. Kargo laut udara jalan terus. Saya sudah lapor. Kargo oke kok. Enggak ada penutupan," ujar Budi Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Baca juga: Luhut: China Sudah Paham Kebijakan RI Soal Penghentian Penerbangan dan Impor
Ia menambahkan, kargo laut juga diperlakukan sama dengan kargo udara yakni petugas dari China yang mengantar barang dilarang turun dari kapal.
Karenanya Budi memastikan keamanan aktivitas kargo udara dan laut dari dan ke China.
"Enggak ada orang turun naik di pelabuhan," ujar Budi.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta para menterinya mengkaji dampak pelarangan penerbangan dari dan ke China, menyusul adanya penyebaran virus corona di sana.
Baca juga: Menko Perekonomian: Perdagangan antara RI dan China Tetap Lanjut
Termasuk penangguhan fasilitas bebas visa dan visa on arrival bagi Warga Negara (WN) China yang datang ke Indonesia.
Ia meyakini dua kebijakan tersebut akan berdampak pada perekonomian Indonesia mengingat China merupakan negara tujuan eskpor dan impor bagi Indonesia.
"Dikalkulasi secara cermat dampak dari kebijakan ini bagi perekonomian kita, baik dari sektor perdagangan, investasi, dan pariwisata," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (4/2/2020).
Baca juga: Virus Corona, Turis China dan Pariwisata Bali...
Ia mengatakan, 16,6 persen tujuan ekspor Indonesia ialah China. Selain itu, China juga merupakan negara yang memasok barang impor terbesar bagi Indonesia.
Ia pun meminta semua menterinya mengantisipasi penyebaran virus corona bila terkait langsung dengan bidang kerjanya seperti di sektor ekonomi, investasi, dan pariwisata.
"Karena itu betul-betul harus diantisipasi dampak dari virus corona dan perlambatan ekonomi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) terhadap produk ekspor kita," lanjut Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.