JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD akan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Malaysia agar mengimbau seluruh perusahaan kapal pencari ikan untuk tidak beroperasi di wilayah Perairan Tambisan, Tungku Lahad Datu, N Sabah, Malaysia.
Pasalnya, di wilayah perairan tersebut kembali terjadi penculikan terhadap warga negara Indonesia (WNI) ketika sedang mencari ikan.
Diketahui, lima orang WNI yang bekerja sebagai kru kapal ikan asal Malaysia diculik sejak Kamis (16/1/2020).
"Salah satu pemikiran (beri rekomendasi tidak cari ikan di lokasi tersebut). Banyak lah pemikirannya. Itu kan aneh juga baru bebas tiga diambil lima lagi. (Masak) kita kalah dengan perompak, begitu kan," ujar Mahfud di Kantor Kemenko Polhukam, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2020).
Baca juga: 5 WNI Diculik di Perairan Malaysia
Mahfud mengatakan dirinya akan berdiskusi lebih dulu dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Sebab, ada dugaan penculikan kelima WNI itu dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.
Menurut Mahfud, kejadian yang terulang ini merupakan masalah dalam hal keamanan laut.
"Memang kita berhasil membebaskan tiga (orang), tiba-tiba lima (orang) diambil lagi. Kan ini masalah keamanan di laut dan lautnya kan bukan laut Indonesia," kata dia.
Baca juga: Indonesia Koordinasi dengan Filipina untuk Bebaskan 5 WNI yang Diculik di Perairan Malaysia
Adapun kelima orang WNI yang masih hilang yakni Arsyad bin Dahlan (42) selaku juragan, Arizal Kastamiran (29), La Baa (32), Riswanto bin Hayono (27), dan Edi bin Lawalopo (53).
Belakangan diketahui, berdasarkan informasi dari keluarga, seorang WNI yang masih berusia 11 tahun, Mohamad Khairuddin, juga ikut menjadi korban penculikan.
Saat kejadian, ia sedang ikut mencari ikan bersama pamannya Arsyad bin Dahlan.
Baca juga: Penculikan 5 WNI di Perairan Malaysia, Anak 11 Tahun Jadi Korban hingga Peristiwa Terulang
Sebelumnya, tiga orang WNI diculik ketika tengah mencari ikan di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada September 2019.
Ketiganya adalah Maharudin Lunani (48) dan anaknya, Muhammad Farhan (27), serta kru kapal Samiun Maneu (27).
Mereka berasal dari Baubau dan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Namun kini mereka telah dibebaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.