JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Arman Depari menuturkan bahwa 80 persen penyelundupan narkoba dari luar negeri dilakukan melalui jalur laut.
Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Senin (20/1/2020).
"Yang ingin kami sampaikan adalah bagaimana kita menghadapi serangan narkoba dari luar negeri. Bagaimana yang paling penting (menjaga) daerah kita, terutama wilayah laut yang 80 persen transportasi narkoba itu masuk melalui sana, " ujar Arman di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat.
"Nah ini yang kita bicarakan. Jadi kalau disampaikan tadi perbatasan, bukan hanya line border-nya tetapi juga sea port border yang harus kita awasi," lanjut Arman.
Baca juga: Jelang Pemindahan Ibu Kota, BNN Antisipasi Masuknya Jaringan Narkoba
Karena itu, kata Arman, pemerintah saat ini fokus untuk mengawasi secara ketat sejumlah daerah perbatasan prioritas.
Misalnya, daerah pantai timur Sumatera, mulai dari Aceh, Sumatera Utara hingga Lampung.
"Terus ke atas ke arah Kalimantan, Riau, Kepulauan Riau. Nah ini adalah perbatasan yang sangat rawan yang kita anggap daerah merah. Ini yang menjadi prioritas kita," ungkap Arman.
"Oleh karena itu, kita bekerjasama dengan TNI-AL, Bakamla, KKP, kepolisian, juga stakeholder yang lain termasuk para nelayan kita," lanjut dia.
Baca juga: Bertemu Mendagri, Kepala BNN Bahas Asesmen Pengguna Narkoba
Arman menambahkan, serangan penyelundupan narkoba dari luar negeri diperkirakan belum akan mereda.
"Kalau kita tidak waspada maka semua yang sudah kita lakukan menjadi percuma karena narkoba adalah salah satu musuh kita bersama. Kita perlu mensinergikan pengawasan di wilayah perbatasan untuk melindungi masyarakat kita dari narkoba yang datang dari luar negeri, "tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.