Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Helmy Yahya Donasikan Kuis "Siapa Berani" ke TVRI

Kompas.com - 17/01/2020, 20:41 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Helmy Yahya mengaku telah mendonasikan nol rupiah "Kuis Siapa Berani" kepada TVRI.

Kuis Siapa Berani merupakan program yang dibuat oleh Helmy Yahya sejak ia berkecimpung di dunia pertelevisian dan telah ditayangkan di beberapa televisi swasta.

"Karyaku paling besar Siapa Berani, tayang di RCTI, Indosiar, ANTV dan kemarin sudah ada yang minta saya persembahkan. Itu saya donasikan nol rupiah kepada TVRI," kata Helmy Yahya dalam konferensi pers terkait pemberhentiannya sebagai Direktur Utama TVRI di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2020).

Baca juga: Dicopot dari Dirut TVRI, Helmy Yahya Jelaskan Pembiayaan Liga Inggris

Helmy mengatakan, ia rela mendonasikan Kuis Siapa Berani yang populer itu kepada TVRI karena menilai TVRI memerlukan satu acara yang bisa ditonton semua orang, edukatif, dan iklannya mudah dicari.

"Saya sudah serahkan kepada TVRI. Selain itu saya tidak ikutan (mengurus program secara langsung)," ujar Helmy.

Penjelasan Helmy tersebut berkaitan dengan salah satu poin yang menjadi alasan pemberhentiannya sebagai Direktur Utama TVRI.

Dalam surat Dewan Pengawas LPP TVRI nomor 8/DEWAS/TVRI/2020 yang dikeluarkan tanggal 16 Januari 2020, poin empat menyebutkan bahwa Helmy Yahya telah melanggar beberapa asas umum pemerintahan yang baik (AUPB), confirm UU 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.

Asas yang dilanggar itu antara lain tentang ketidakberpihakan, kecermatan, dan asas keterbukaan, terutama berkenaan penunjukkan pengadaan Kuis Siapa Berani.

Sementara itu, Direktur Program dan Pemberitaan TVRI Apni Jaya Putra menjelaskan, hak kekayaan intelektual Kuis Siapa Berani adalah milik Helmy Yahya yang dihibahkan kepada TVRI dengan nol rupiah.

"Artinya Pak Helmy telah kehilangan royalti sekian hak royalti. Lalu kami bekerja sama dengan PT Krakatau yang tidak memiliki hubungan hukum dan kepemilikan apapun dengan Helmy Yahya," kata dia.

Baca juga: Penjelasan Helmy Yahya soal Hak Siar Liga Inggris yang Jadi Alasan Pemberhentian

Kerja sama itu dilakukan karena PT Krakatau memiliki pengalaman membuat kuis, bank data, merekrut serta melatih penonton.

Apni mengaku saat itu dirinya yang berunding tentang bagaimana menawar dari angka paling tinggi sampai yang yang paling memungkinkan untuk diproduksi oleh TVRI alias murah.

"Produksi ini per episodenya hanya Rp 75 juta. Mereka punya data bagaimana kuis ini diproduksi di TV lain sebelumnya berapa ratus juta karena kuis ini sudah malang-melintang di semua TV," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Tanggal 31 Maret Memperingati Hari Apa?

Nasional
Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Bawaslu Akui Tak Proses Laporan Pelanggaran Jokowi Bagikan Bansos dan Umpatan Prabowo

Nasional
Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami 'Fine-fine' saja, tapi...

Soal Usulan 4 Menteri Dihadirkan di Sidang MK, Kubu Prabowo-Gibran: Kami "Fine-fine" saja, tapi...

Nasional
e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

e-Katalog Disempurnakan LKPP, Menpan-RB Sebut Belanja Produk Dalam Negeri Jadi Indikator RB

Nasional
Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Menteri PDI-P dan Nasdem Tak Hadiri Buka Puasa Bersama Jokowi, Menkominfo: Lagi Ada Tugas di Daerah

Nasional
MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

MK Buka Kans 4 Menteri Jokowi Dihadirkan dalam Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Kubu Ganjar-Mahfud Minta MK Hadirkan Sri Mulyani dan Risma di Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

4 Jenderal Bagikan Takjil di Jalan, Polri: Wujud Mendekatkan Diri ke Masyarakat

Nasional
Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Berkelakar, Gus Miftah: Saya Curiga Bahlil Jadi Menteri Bukan karena Prestasi, tetapi Lucu

Nasional
Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Dua Menteri PDI-P Tak Hadiri Bukber Bareng Jokowi, Azwar Anas Sebut Tak Terkait Politik

Nasional
Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Tak Cuma Demokrat, Airlangga Ungkap Banyak Kader Golkar Siap Tempati Posisi Menteri

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Menko Polhukam Pastikan Pengamanan Rangkaian Perayaan Paskah di Indonesia

Nasional
Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Enam Menteri Jokowi, Ketua DPR, Ketua MPR, dan Kapolri Belum Lapor LHKPN

Nasional
Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Soal Pengembalian Uang Rp 40 Juta ke KPK, Nasdem: Nanti Kami Cek

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Kubu Anies-Muhaimin Minta 4 Menteri Dihadirkan Dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com