Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LBH Bandung Persoalkan Ekskavator di Lahan Gusuran Tamansari

Kompas.com - 16/01/2020, 16:46 WIB
Ardito Ramadhan,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung mempersoalkan kehadiran alat berat berupa satu unit ekskavator di lahan gusuran RW 011 Tamansari, Bandung.

Pengacara LBH Bandung Riefki Zulfikar mengatakan, keberadaan ekskavator tersebut merupakan bentuk intimidasi terhadap warga yang masih bertahan di sana.

"Ekskavator yang diparkirkan di reruntuhan dan memang fungsinya sampai tadi siang masih diparkirkan, belum dioperasikan, tapi memang dua hal tersebut kami anggap sebagai bentuk intimidasi," kata Riefki di Kantor LBH Jakarta, Kamis (16/1/2020).

Riefki menuturkan, ekskavator tersebut tiba di lokasi gusuran pada Kamis dini hari tadi sekira pukul 00.00 WIB dan mengagetkan warga yang sedang istirahat.

Sebelum itu, kata Riefki, warga juga merasa terintimidasi dengan adanya pemagaran oleh sekitar enam orang yang menurutnya berpenampilan selayaknya preman.

Baca juga: Perjuangan Warga Tamansari Cari Keadilan Lewat Unjuk Rasa

"Dia salah satunya membawa alat linggis dan juga tidak lama kemudian mereka melakukan pemagaran lagi terhasap lokasi-lokasi yang tergusur," ujar Riefki.

Menurut Riefki, hal itu merupakan bentuk agresivitas Pemerintah Kota Bandung tanpa memperhatikan kondisi warga pasca-penggusuran.

Petugas mengoperasikan alat berat saat pengosongan dan pengamanan lahan RW 11 Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Eksekusi lahan pemukiman warga RW 11 Tamansari yang dilakukan Petugas Gabungan Satpol PP, TNI dan Polisi untuk percepatan Proyek Rumah Deret tersebut ricuh dan dihadang warga karena dianggap masih menunggu putusan PTUN dalam hal kepemilikan tanah. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI Petugas mengoperasikan alat berat saat pengosongan dan pengamanan lahan RW 11 Tamansari, Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Eksekusi lahan pemukiman warga RW 11 Tamansari yang dilakukan Petugas Gabungan Satpol PP, TNI dan Polisi untuk percepatan Proyek Rumah Deret tersebut ricuh dan dihadang warga karena dianggap masih menunggu putusan PTUN dalam hal kepemilikan tanah. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/aww.
"Pemerintah Kota Bandung itu sama sekali terlihat tidak menghiraukan proses warga yang sedang melakukan mencari keadilan ini, malah semakin agresif gitu semakin terlihat bahwa perlunya proses-proses yang memang mngancam warga," kata Riefki.

Riefki pun mendesak Pemerintah Kota Bandung untuk menghentikan proyek kampung deret di lokasi tersebut yang dianggap mengintimidasi warga.

Baca juga: Cerita Eva, Warga Tamansari yang Kehilangan Rumah hingga Barang Jualan

"Agresif sekali Pemkot Bandung sampai hari ini dan itu adalah alasan yang kuat memang untuk segera dihentikan sajaa pembangunan rumah deret karena sudah terus menerus menghadirkan teror bagi warga sekitar," kata Riefki.

Diketahui, rumah-rumah warga dilahan RW 011 Tamansari, Bandung, digusur aparat gabungan pada Kamis (12/12/2020) lalu.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, lahan tersebut nantinya akan dijadikan lahan pembangunan kampung deret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com