JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi seorang tentara, semua peran yang diemban merupakan tugas mulia. Begitu pula saat Peltu Doddy Fabrian Susilo diminta melakukan Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
"Modifikasi cuaca ini tugas sangat mulia, karena sangat membantu aktivitas masyarakat dan pemerintahan," ujar anggota Sathar 14 Depohar 10 Bandung, Peltu Doddy Fabrian Susilo kepada Kompas.com, Kamis (9/1/2020).
Modifikasi cuaca ini digelar oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama TNI AU dengan penyemaian awan atau menaburkan garam ke awan aktif di luar Jabodetabek.
Baca juga: TNI AU: Modifikasi Cuaca Mampu Turunkan 50 Persen Intensitas Hujan
Penaburan garam ke awan tersebut bertujuan agar wilayah Jabodetabek tak diguyur hujan ekstrem, dengan intensitas yang sangat deras.
Doddy mengatakan, dirinya dilibatkan dalam penugasan modifikasi cuaca sejak 3 Januari hingga 15 Januari 2020.
Setiap hari, dia dan prajuit lainnya terbang untuk menaburkan garam ke awan sekitar dua hingga empat kali penerbangan.
"Setelah tanggal 15 Januari 2020 mungkin diganti," kata dia.
CN-295 sendiri mampu mengangkut 2,4 ton garam setiap penerbangannya. Total garam itu tertampung oleh 8 console dengan bobot masing-masing sekitar 300 kg.
Baca juga: Bantu Modifikasi Cuaca, Pesawat TNI CN-295 dan Cassa 212-200 Disulap seperti Ini...
Sedangkan Cassa 212-200 mampu membawa 800 kg garam setiap penerbangannya.
Sejauh ini, efektifitas modifikasi cuaca mulai mengalami dampak signifikan. Hal itu terlihat dari intensitas hujan di Jabodatabek tak seekstrim saat hujan awal tahun yang menyebabkan banjir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.