JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama TNI Angkatan Udara (AU) kembali melanjutkan operasi penyemaian garam melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
Pada hari ketujuh penyemaian, petugas menggelontorkan garam melalui dua penerbangan dari pesawat CN-295 Skadron Udara 2, Lanud Halim Perdanakusuma.
Penerbangan pertama berangkat sekitar pukul 08.00 WIB dengan membawa 2,4 ton garam dan disemai di sekitar Selat Sunda.
Setelah mengitari barat Jabodetabek, pesawat kembali ke Lanud sekitar pukul 12.00 WIB.
Kemudian CN-295 kembali diterbangkan sekitar pukul 14.39 WIB dengan bobot garam sama dengan penerbangan pertama.
Baca juga: Antisipasi Hujan Ekstrem 10-12 Januari 2020, Ini Modifikasi Cuaca yang Dilakukan BPPT
Penerbangan kedua ini masih fokus mencetak hujan di sekitar perairan Selat Sunda.
Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI AU Marsma TNI Fajar Adrianto menjelaskan, misi penyemaian garam kali ini adalah mencegat awan aktif yang melaju ke arah Jabodetabek.
Penghadangan awan aktif pun dilakukan di sekitar Selat Sunda.
"Berdasarkan informasi BMKG tadi pagi, bahwa angin cenderung dari barat, sehingga kita mencegat awan-awan dari Selat Sunda, barat Jabodetabek, maupun dari Banten," ujar di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (9/1/2020).
CN-295 sendiri memiliki 8 console atau tabung sebagai penampung garam yang disemai ke awan aktif.
Baca juga: BPPT Berhasil Tekan Intensitas Hujan Ekstrem Melalui Modifikasi Cuaca
Setiap tabung, mampu menampung maksimal sekitar 300 kg garam.
Fajar mengatakan, upaya penyemaian garam yang dilakukan setiap hari diharapkan mampu menurunkan intensitas hujan di Jabodetabek.
"Harapannya ketika selesai dilakukan penyemaian ini, hujan akan jatuh di luar jabodetabek," katanya.
Diberitakan, sebagai upaya pencegahan adanya bencana banjir ‘susulan’, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama BPPT melalui Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BB-TMC) melaksanakan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) sejak Jumat (3/1/2020) pagi.
Untuk dapat memodifikasi cuaca, operasi TMC menggunakan dua pesawat yang mengangkut garam.
Pesawat membawa garam dan ‘menaburkannya’ di atas awan hujan kumolonimbus yang berpotensi membawa hujan intensitas tinggi seperti yang terjadi pada awal tahun baru 2020.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.