JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta masyarakat yang wilayahnya termasuk kawasan rawan gempa bumi untuk selalu waspada akan potensi gempa besar yang mungkin terjadi.
Menurut dia, gempa bumi merupakan jenis bencana yang kerap berulang di lokasi yang sama. Namun, tidak ada satu pun pihak yang dapat memprediksi kapan peristiwa selanjutnya akan terjadi.
"Oleh karena itu, potensi ancaman gempa ke depan, hendaknya kita bisa melihat, mana daerah yang belum melepaskan energinya dalam kurun waktu 10, 20, 30, bahkan 100 tahun terakhir,” kata Doni saat memberikan paparan di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (30/12/2019).
"Kenapa demikian? Karena daerah yang segmennya belum lepas demikian yang berpotensi akan kembali terulang. Sebagaimana gempa terjadi di Jepang, di Sendai, ternyata itu bukan yang pertama, melainkan sudah terjadi beberapa kali," ujar dia.
Baca juga: 2019, BNPB Catat Terjadi 3.768 Bencana di Indonesia
Ia menceritakan, wilayah Desa Honggo di Sendai pernah mengalami gempa dan tsunami pada tahun 1933.
Setelah itu, Pemerintah Jepang membangun tanggul besar dan kuat untuk menahan ancaman tersebut.
Tanggul tersebut bahkan dinobatkan sebagai tanggul terkuat oleh Guinness Book of Record sebagai bangunan terkuat di wilayah pesisir pada 1988.
Namun, ketika gempa dan tsunami kembali terjadi pada 2011, sejumlah bagian dari tanggul itu jebol.
"Tahun 2011 terjadi gempa bermagnitudo lebih dari 9 dan korbannya lebih dari 25.000 orang di tempat yang sama," ujarnya.
Baca juga: BNPB: Rekapitulasi Luas Karhutla 2019 Mencapai 942.000 Hektar
Selain Jepang, Indonesia juga pernah mengalami peristiwa serupa baru-baru ini.
Doni Monardo mengatakan, salah seorang pakar geologi Indonesia, Prof John Ario Katili, pernah memperingatkan agar wilayah Palu tidak dibangun kawasan perkotaan. Namun, peringatan itu diabaikan.
"Terjadi gempa pada 1927, 1968, 1996, dan terakhir 2018. Apakah ini akan berulang kembali? Tidak ada yang pernah mengetahui," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.