Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Pekerjaan Rumah Penerbangan Nasional untuk Tahun 2020

Kompas.com - 30/12/2019, 16:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sebuah Renungan di akhir tahun 2019....

DI PENGUJUNG tahun 2019 ini kiranya boleh juga digunakan untuk merenungkan tentang apa yang harus dikerjakan dalam menghadapi tantangan dunia penerbangan kita pada tahun 2020.

Inventarisasi masalah penerbangan nasional seharusnya sudah menjadi prioritas bagi kita semua yang ingin melihat negeri ini memiliki kemampuan yang setara dengan negara lain di kawasan dan bahkan di seantero jagad.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang juga terletak pada posisi yang sangat strategis maka unsur perhubungan udara menduduki posisi yang conditio sine quanon, suka atau tidak suka harus ada bila kita masih ingin melihat eksistensi NKRI.

Baca juga: Turbulensi Industri Penerbangan Sepanjang 2019, dari Tiket Mahal hingga Pencopotan Dirut Garuda

Sudah berulang kali saya turunkan dalam banyak tulisan bahwa Indonesia membutuhkan jejaring perhubungan udara yang terdiri dari beberapa maskapai penerbangan milik negara untuk berbagai misi penting pemerintahan.

Maskapai yang menghubungkan kota besar, maskapai penerbangan perintis, maskapai charter dan kargo.

Keberadaan maskapai milik pemerintah dalam penyelenggaraan tata kelola pemerintahan dan pelayanan masyarakat, selayaknya berada dalam kendali yang terpusat. 

Tujuannya agar roda ekonomi dan sekaligus unsur perhatian terhadap sistem pertahanan keamanan negara dapat terselenggara dengan tanpa hambatan.

Pola ini tentu saja tidak menutup peluang pihak swasta untuk berpartisipasi aktif dalam hal terutama sekali membantu sisi pelayanan masyarakat sebagai penyeimbang pasar dan bukan sebaliknya.

Dalam konteks inilah maka banyak pembenahan yang harus menjadi prioritas dalam pengelolaan penerbangan nasional secara menyeluruh.

Baca juga: Catat, Ketentuan Bagasi 6 Maskapai Penerbangan Indonesia

Pembenahan ini menjadi tidak mudah, mengingat sang pembawa bendera, maskapai Garuda Indonesia, duta bangsa, kini tengah terlilit banyak masalah terutama dalam hal keuangan.

Demikian pula dengan maskapai penerbangan perintis Merpati Nusantara Airlines yang sudah terkubur tidak beroperasi lagi sejak beberapa tahun lalu.

Untuk keperluan pelayanan bagi para investor asing dan juga bagi kebutuhan angkutan barang kebutuhan pokok dalam kerangka proyek satu harga di Nusantara diperlukan maskapai charter dan kargo yang profesional.

Belum lagi berbicara tentang pembenahan manajemen dalam pengelolaan penerbangan sipil komersial. Kita masih menantikan hadirnya otoritas penerbangan nasional yang mandiri seperti FAA dan atau EASA.

Demikian pula kebutuhan akan Majelis Penerbangan untuk menindaklanjuti temuan KNKT dan pembenahan kinerja serta keberadaan maskapai penerbangan sebagai operator, termasuk manajemen bandara yang menuntut penyempurnaan dan pengawasan ketat yang terus menerus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Penetapan Prabowo-Gibran Hari Ini, Ganjar: Saya Belum Dapat Undangan

Nasional
Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Prabowo-Gibran Sah Jadi Presiden dan Wapres Terpilih, Bakal Dilantik 20 Oktober 2024

Nasional
[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | 'Dissenting Opinion' Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

[POPULER NASIONAL] Para Ketum Parpol Kumpul di Rumah Mega | "Dissenting Opinion" Putusan Sengketa Pilpres Jadi Sejarah

Nasional
Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Sejarah Hari Bhakti Pemasyarakatan 27 April

Nasional
Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com