Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yenny Wahid: Perempuan Punya Potensi Mencegah Radikalisme

Kompas.com - 23/12/2019, 08:12 WIB
Devina Halim,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivis Yenny Wahid, putri kedua mendiang Gus Dur, menilai bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mencegah intoleransi dan radikalisme berkembang.

Demikian diungkapkan Yenny usai acara Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang bertajuk "Perempuan Hebat untuk Indonesia Maju" di Hotel Ritz Carlton, SCBD, Jakarta, Minggu (22/12/2019).

"Perempuan punya potensi untuk mencegah radikalisme ketika dia diberdayakan, ketika dia dikuatkan, disadarkan tentang perannya untuk menjaga perdamaian, untuk menciptakan masyarakat yang damai," ungkap Yenny.

Ia menuturkan bahwa belakangan ini terjadi perkembangan terhadap peran perempuan dalam aksi terorisme.

Baca juga: Muhammadiyah: Majelis Taklim Tak Perlu Jadi Sasaran Hadapi Radikalisme

Yenny menuturkan, perempuan memiliki porsi lebih besar dalam aksi-aksi tersebut, misalnya dengan menjadi pelaku bom bunuh diri.

Langkah pertama untuk mencegahnya adalah memperlakukan perempuan dan laki-laki secara setara.

"Kita harus memperlakukan laki-laki dan perempuan secara setara, dalam hal ini artinya dua-duanya bisa berpotensi menjadi orang-orang yang intoleran dan radikal. Jadi jangan lengah," tuturnya.

Kemudian, Yenny mengatakan bahwa perempuan akan menjadi lebih kritis ketika diberdayakan dan disadarkan kepada hak-haknya.

Dengan begitu, kaum perempuan dapat memberi sanggahan apabila diajak suami untuk melakukan tindakan radikal.

Baca juga: Mahfud MD Ajak PPP Lawan Paham Radikalisme

 

Diajak suami ikut aksi teror

Sebab, menurutnya, banyak perempuan yang ikut melakukan aksi teror karena diajak oleh suami. Hal itu pun dilihat sebagai bentuk ketaatan pada suami.

"Ketika perempuan diberdayakan, ketika perempuan disadarkan akan haknya, maka dia kemudian bisa lebih bersikap kritis, ketika diajak oleh suaminya untuk melakukan tindakan-tindakan radikal," kata dia.

"Dari beberapa kasus yang kita lihat, banyak perempuan yang sekadar ikut suami atau didoktrin bahwa dia harus taat kepada suami," lanjut Yenny.

Begitu dengan keterlibatan anak-anak dalam aksi tersebut. Menurut Yenny, perempuan yang kritis juga berperan mencegah keterlibatan anak-anak dalam aksi teror.

Baca juga: Kenangan Yenny Wahid soal Gus Dur yang Sering Bantu Cuci Piring...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Politeknik KP Sidoarjo Buka Pendaftaran, Kuota Masyarakat Umum 80 Persen

Nasional
Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Surya Paloh: Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Kenaikan Pangkat TNI: 8 Perwira Pecah Bintang, Kabais Resmi Berpangkat Letjen

Nasional
JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin 'Merampok'

JK Nilai Konflik Papua terjadi karena Pemerintah Dianggap Ingin "Merampok"

Nasional
Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Biasa Koordinasi dengan PPATK, Dewas Nilai Laporan Wakil Ketua KPK Aneh

Nasional
Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Kementerian KP Luncurkan Pilot Project Budi Daya Udang Tradisional Plus di Sulsel

Nasional
Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Soal PDI-P Tak Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran, Djarot Bilang Tidak Tahu

Nasional
Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Rencana Revisi, DPR Ingin Sirekap dan Digitalisasi Pemilu Diatur UU

Nasional
BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

BKKBN Minta Bocah 7 Tahun Sudah Tunangan Tak Dianggap Biasa

Nasional
Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Terungkap di Sidang, Biaya Ultah Cucu SYL Di-“reimburse” ke Kementan

Nasional
Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Tanggapi Jokowi, Djarot PDI-P: Konstitusi Dilanggar dan Direkayasa, Kekaderannya Patut Diragukan

Nasional
Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Akan Gelar Operasi Puri Agung 2024, Kawal World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Prabowo Guncangkan Badan Surya Paloh, Sama seperti Anies Kemarin

Nasional
Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Kasus Dana PEN, Eks Bupati Muna Divonis 3 Tahun Bui

Nasional
Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Surya Paloh Bakal Bertemu Prabowo Sore Ini, Nasdem Belum Ambil Keputusan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com