JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh Muhammadiyah sekaligus Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafi'i Maarif, bercerita mengenai seseorang yang menghubunginya dan mengaku berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Orang tersebut meminta bantuannya agar dipertemukan dengan Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut Buya Syafi'i, orang itu ingin menyampaikan persoalan terkait mafia migas kepada Ahok.
"Kemarin saya dihubungi (orang dari) Gadjah Mada (yang) ingin mengangkat (soal) mafia migas, dia kesulitan menghubungi Ahok," ujar Buya Syafi'i saat ditemui di Kantor Maarif Institute, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2019).
"Karena saya dianggap dekat dengan Ahok, maka saya diminta komunikasi," kata dia.
Baca juga: Soal Mafia Migas, Ahok: Saya Bukan Godfather
Buya pun lantas menuturkan persoalan mafia migas yang sudah menjadi fenomena di Indonesia selama puluhan tahun.
Bahkan, kata dia, Presiden Joko Widodo pernah mengatakan bahwa kerugian negara yang diakibatkan oleh para mafia migas mencapai Rp 1 triliun per bulannya.
"Dan yang terlibat itu bukan hanya asing, tapi juga anak-anak bangsa yang bermental asing. Itu luar biasa," kata Maarif.
Baca juga: Ahok adalah Upaya Jokowi Berperang Melawan Mafia Migas...
Namun, Maarif mengaku dirinya belum sempat menyampaikan langsung kepada Jokowi terkait persoalan mafia migas tersebut.
Ia mengatakan, apabila persoalan tersebut tak diatasi, maka kondisi "negara dalam negara" tak bisa terbantahkan lagi.
"Saya belum sempat bicara langsung kepada Pak Jokowi ya, tapi ini kalau tidak bisa diatasi, sudah negara dalam negara. Petral sudah dibubarkan," kata dia.
Baca juga: Seputar Kasus Mafia Migas yang Seret Eks Dirut Petral
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.