JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Cabang PT Citra Gemini Mulia (CGM) di Jakarta Ramlin mengakui bahwa ia diperintah atasannya bernama Pieko Njotosetiadi untuk mengambil uang 345.000 dollar Singapura yang sudah disiapkan di sebuah tempat penukaran uang.
Berdasarkan surat dakwaan jaksa KPK, uang tersebut disiapkan untuk mantan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Dolly P Pulungan.
Hal itu diungkap Ramlin saat bersaksi untuk Pieko, terdakwa kasus dugaan suap terkait kontrak jangka panjang atas pembelian gula kristal putih yang diproduksi petani gula dan PTPN seluruh Indonesia.
"Terkait dengan uang, saya diperintah mengambil saja di Sulinggar Financial di tempatnya Pak Fredy, jumlahnya 345.000 dollar Singapura. Awalnya dikasih tahu Pak Teguh (Direktur CGM) dan Bu Vivi (Komisaris CGM) memberitahu ada pembelian dolar di Pak Fredy," kata Ramlin di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin (16/12/2019).
"Saya akhirnya diperintah buat ngambil uang di Pak Fredy, disuruh hubungi Pak Pieko dulu. Baru saya hubungi Pak Pieko," lanjut dia.
Menurut Ramlin, ia diperintahkan mengantarkan uang itu ke Direktur Utama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN) Edward Samantha.
Ramlin pun berangkat ke kantor Edward. Sesampainya di sana, ia tidak bertemu Edward, melainkan bawahannya bernama Corry Lucia.
"Saya kenalkan diri bahwa saya anak buahnya Pak Pieko diperintah Pak Pieko untuk mengantarkan uang. Bu Corry langsung hubungin Pak Edo (Edward). Uangnya diserahkan dalam kertas cokelat gitu, pecahan 1.000 dollar Singapura," kata Ramlin.
Beberapa waktu kemudian, Ramlin mengaku ditanya oleh Pieko apakah uang tersebut sudah diserahkan.
"Saya ditanyain Pak Pieko, bagaimana? Saya bilang sudah saya serahkan. Terus dijawab, 'Ya udah'. Saya akhirnya balik ke kantor," kata dia.
Berdasarkan surat dakwaan jaksa KPK, uang tersebut kemudian dimasukkan Corry ke dalam paper bag dan di bawa ke kantor PTPN III.
Baca juga: Diperiksa KPK soal Kasus Distribusi Gula, Komut PTPN III: Kami Dukung KPK
Pieko disebut jaksa menghubungi Direktur Pemasaran PTPN III I Kadek Kertha Laksana melalui whatsapp menanyakan perihal uang yang telah diserahkanya. I Kadek pun menjawab sudah.
Di sisi lain, saat Corry tiba di kantor PTPN III, ia disambut oleh Edward yang sedang bersama I Kadek. Amplop coklat itu kemudian diserahkan Edward ke I Kadek.
Bahwa tidak lama kemudian, orang suruhan mantan Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan, Frengky Pribadi datang ke ruangan kerja I Kadek Kertha Laksana untuk mengambil uang 345.000 dollar Singapura.
Menurut jaksa, pemberian tersebut dimaksudkan karena Dolly dan Kadek menyetujui Kontrak Jangka Panjang ke perusahaan Pieko atas pembelian gula kristal putih yang diproduksi petani gula dan PTPN seluruh Indonesia.
Terdorong rasa keprihatinan melihat banyaknya sampah, sekelompok mahasiswa di Kota Medan, berhasil mengolah limbah kulit pisang menjadi keripik. Hampir setiap hari, sekelompok mahasiswa Universitas Sumatera Utara ini mengumpulkan sampah kulit pisang untuk di olah menjadi keripik. Untuk menghasilkan keripik yang berkualitas, kulit pisang yang akan digunakan harus segar dan baru di kupas dalam waktu empat jam. Proses pembuatan keripik kulit pisang sendiri cukup sederhana, setelah di bersihkan kulit pisang di rebus kemudian di haluskan. Setelah di campur dengan bahan lainnya seperti tepung dan penambah rasa.
Untuk membuat keripik semakin menarik, para mahasiswa ini mencampur adonan kulit pisang dengan pewarna alami yang dibuat dari buah bit atau daun pisang. Setelah di cetak dan di potong kecil, keripik kemudian di goring hingga matang. Para mahasiswa ini mengaku awalnya prihatin, dengan banyaknya sampah kulit pisang, setelah dilakukan penelitian, kulit pisang memiliki kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Keripik kulit pisang ini sendiri di jual seharga lima ribu rupiah setiap bungkusnya. Saat ini kelompok mahasiswa ini tengah mengurus izin kesehatan dari dinas kesehatan dan badan pengawas obat dan makanan.