Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita La Sali, Orang Tua Randi yang Mencari Keadilan ke Jokowi

Kompas.com - 13/12/2019, 21:13 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mata La Sali memerah dan berkaca-kaca ketika bercerita tentang mendiang putranya, Randi.

Randi adalah satu dari dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari yang meninggal dunia dalam aksi demonstrasi menolak RKUHP dan revisi UU KPK di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara.

La Sali bersama istrinya belakangan aktif mendatangi para pemangku kebijakan, untuk meminta kejelasan mengenai pelaku yang menewaskan putranya.

Baca juga: LPSK Pastikan Lindungi Keluarga Randi-Yusuf dari Intimidasi

Jumat (13/12/2019), La Sali bersama istrinya mendatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk meminta perlindungan dan pengamanan.

Keduanya didampingi oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) dan Amnesty International Indonesia.

"Saya ingin sampaikan, jauh-jauh dari kampung, dari Muna, Sulawesi Tenggara, kami tuntut keadilan. Anak saya almarhum Immawan Randi, menyampaikan aspirasi masyarakat tapi kemudian ditembak oleh oknum polisi," kata La Sali di kantor LPSK, Jakarta Timur, Jumat (13/12/2019).

Dengan terbata, La Sali mengenang detik-detik saat ia pertama kali mengetahui putranya meninggal.

Baca juga: Ke DPR hingga KPK, Memperjuangkan Keadilan bagi Yusuf dan Randi...

Saat itu, La Sali yang sehari-harinya bekerja sebagai melayan, tengah memancing ikan di laut.

Tiba-tiba, ada tetangga yang menghampiri La Sali dan memintanya untuk pulang ke rumah. Kepada La Sali, tetangganya berkata ada sesuatu yang harus ditandatangani.

"Ternyata tiba di kampung, dikabari anak ditembak (saat) kejadian demonstrasi tanggal 26 itu. sehingga saya pingsan di situ," tutur La Sali dengan mata berkaca-kaca.

La Sali pun mengenang mendiang Randi sebagai anak muda yang penuh perjuangan. Randi, meskipun berkuliah, juga bekerja untuk membantu orang tua menghidupi kedua adiknya.

Baca juga: Nama Yusuf dan Randi Akan Diabadikan sebagai Nama Ruangan di Gedung ACLC KPK

Atas meninggalnya Randi, La Sali merasa sangat kehilangan. Sejak kejadian itu, La Sali masih shock dan merasa trauma.

Secara khusus, La Sali meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk segera menuntaskan peristiwa yang menewaskan putranya, dan mengungkap pelakunya.

"Saya memohon kepada bapak presiden semoga masalah ini jangan ditutupi dan karena anak ini sosok tulang punggung dalam keluarga," kata La Sali.

Kompas TV Polisi menetapkan Brigadir A-M sebagai tersangka kasus tewasnya mahasiswa di Kendari pasca demo ricuh di DPRD Sulawesi Tenggara. Penetapan tersangka berdasarkan pencocokan selongsong peluru dengan pistol yang dibawa Brigadir A-M. Dalam kasus ini polisi memeriksa 25 saksi termasuk 2 ahli yang merupakan dokter yang memeriksa mahasiswa Randi dan Yusuf saat berada di rumah sakit. Dalam penanganan pengusutan kasus tersebut polisi menggelar sidang disiplin terhadap 6 polisi. Mereka terbukti bersalah saat melakukan pengamanan unjuk rasa mahasiswa Universitas Haluoleo karena membawa senjata api. Unjuk rasa mahasiswa di depan Kantor DPRD Sulawesi Tenggara berakhir ricuh pada 27 September. Randi tewas akibat tertembak sedangkan Yusuf tewas akibat hantaman benda tumpul. #PolisiPenembakMahasiswa #DemoKendari #Randi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com