JAKARTA, KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Angkie Yudistia, mengatakan bahwa dia mengetahui banyak penilaian miring terhadap jabatan yang diembannya.
Akan tetapi, Angkie membantah jika jabatan stafsus hanya merupakan "pajangan" Presiden.
"Kalau media bilang stafsus milenial cuma 'pajangan' Presiden, banyak banget bilang seperti itu, tapi kami yang di dalam enggak," kata Angkie dalam Bimbingan Teknis Nasional PKPI Hotel Mercure Simatupang, Jl TB Simatupang, Jakarta, Jumat (13/12/2019).
Ia menjelaskan, para stafsus milenial yang ditunjuk Jokowi telah melalui asesmen ketat.
Baca juga: Stafsus Presiden Nilai Kelompok Disabilitas Perempuan Kurang Terwakili dalam Politik
Angkie, yang merupakan penyandang tuna rungu, mengatakan bahwa para stafsus milenial memiliki semangat yang sama untuk membangun bangsa.
"Karena kami sudah sevisi. Kami ingin bagaimana berkontribusi untuk pembangunan negara," ujar Stafsus Presiden bidang sosial itu.
"Ketika ditawari, kami mengikuti asesmen. Itu cukup lama dan ribet juga. Banyak pertanyaan sulit," tutur Angkie.
Angkie pun menyatakan, para stafsus milenial memiliki cara kerja yang berbeda.
Baca juga: Jokowi: Namanya Stafsus Muda, Salah Sedikit Ya Dimaafkan...
Ia menyebut stafsus milenial selalu membuat program-program berdasarkan permasalahan konkret.
"Kami di kelompok milenial bikin program berangkat dari masalah. Datanya yang paling kuat sehingga kami bentuk program," kata Angkie.
"Itu bisa terlihat kami satu visi apa enggak. Karena kami tahu tagline pemerintah saat ini adalah 'SDM unggul Indonesia maju'," ujarnya.
Jokowi diketahui menunjuk tujuh stafsus milenial. Selain Angkie, mereka adalah Gracia Billy Yosaphat, Aminuddin Ma'ruf, Putri Indahsari Tanjung, Adamas Belva Syah Devara, Ayu Kartika Dewi, dan Andi Taufan Garuda Putra.
Baca juga: Fadjroel: Mensesneg Sudah Ingatkan Menteri hingga Stafsus Lapor LHKPN
Penunjukkan stafsus milenial itu sempat dikritik Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon.
Ia tak yakin ketujuh stafsus tersebut bisa banyak berkontribusi dalam membantu Presiden Jokowi menjalankan tugas.
Fadli Zon justru menilai langkah Jokowi memilih kaum milenial sebagai staf khusus hanya pencitraan.
"Cuma lipstik saja, pajangan sajalah itu," kata Fadli kepada wartawan di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.