Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Politikus PDI-P Ini, Tak Semua Anak Penguasa Sukses di Politik

Kompas.com - 08/12/2019, 18:48 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus PDI Perjuangan Dwi Ria Latifa menilai, tidak semua orang yang memiliki hubungan dengan kekuasaan selalu berhasil di dunia politik.

Ia menilai, semua orang memiliki kesempatan yang sama lantaran harus sama-sama berjuang agar sukses di dunia politik.

Ia lantas mencontohkan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yang kalah di Pilkada DKI Jakarta meskipun ia putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Kalau saya kembali lagi katakan, contoh yang paling konkret menurut saya melihat apakah seperti Mas AHY yang bertarung mungkin dianggap darah biru sebagai anak Pak SBY," kata Dwi saat ditemui di Hotel Ibis Tamarin, Gondangdia, Jakarta Pusat, Minggu (8/12/2019).

"Ketika pertarungan terjadi, beliau langsung diterima oleh masyarakat? Kan tidak juga, kalah. Artinya masyarakat menilai bahwa walaupun seseorang itu ada oligarki yang tadi dikhawatirkan di dalam dirinya, tidak serta merta kemudian dia bisa otomatis aji mumpung," lanjut Dwi.

Baca juga: Waketum Demokrat Bantah Isu Megawati Halangi AHY Masuk Kabinet

Hal yang sama berlaku bagi putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakanuming Raka yang hendak mencalonkan diri di Pilkada Solo melalui PDI-P.

Dwi mengatakan, Gibran pun tidak bisa serta-merta memanfaatkan statusnya sebagai anak presiden untuk duduk sebagai kepala daerah.

Ia mesti terlebih dahulu membangun komunikasi langsung dengan masyarakat.

Baca juga: Gibran Ingin Maju Pilkada Solo, Gerindra: Beliau Harus Berjuang Sendiri

Di PDI-P, lanjut Dwi, seorang kader harus ditempa dari bawah agar bisa menduduki berbagai posisi strategis.

"Dari bawah, beliau harus jadi kader dulu atau kalau dia tidak jadi kader dia mendaftarkan diri dari DPC (Dewan Pimpinan Cabang), mau anak presiden pun tetap proses dari bawah," ujar Dwi.

"Nah beliau kita lihat apakah melakukan proses itu, kemudian di situ juga calonnya banyak bukan hanya beliau saja, Mas Gibran saja. Akan ada calon dari internal PDI-P yang lain atau dari eksternal yang kemudian nanti di situ proses demokrasi itu terjadi di PDI-P dari bawah itu," lanjut dia.

 

Kompas TV

Dewan Komisaris Garuda Indonesia memberhentikan sementara para direksi yang terindikasi terlibat dalam penyelundupan Harley-Davidson dan 2 sepeda Brompton. Keputusan itu diambil seusai pertemuan Dewan Komisaris dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di Kementerian BUMN.

Salah satu yang diberhentikan sementara yakni Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara atau Ari Askhara terhitung sejak 5 Desember 2019. Sebagai gantinya Dewan Komisaris menunjuk Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Fuad Rizal menduduki posisi Plt Dirut Garuda Indonesia menggantikan Ari Askhara.

Pemberhentian sementara berlaku hingga dilaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar biasa yang akan dilakukan setelah 45 hari pengajuan kepada Otoritas Jasa Keuangan terhitung mulai Senin (9/12/2019) esok.

#PenyelundupanHarleyDavidson #ErickThohir #GarudaIndonesia 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Yusril Harap Formasi Kabinet Prabowo-Gibran Tak Hanya Pertimbangkan Kekuatan di DPR

Nasional
Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Eks Ajudan Ungkap Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL

Nasional
Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Yusril Bilang KIM Belum Pernah Gelar Pertemuan Formal Bahas Kabinet Prabowo

Nasional
Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Yusril Nilai Tak Semua Partai Harus Ditarik ke Kabinet Prabowo Kelak

Nasional
Cara Urus Surat Pindah Domisili

Cara Urus Surat Pindah Domisili

Nasional
Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 20 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi 'Amicus Curiae' di MK

TKN Klaim 10.000 Pendukung Prabowo-Gibran Akan Ajukan Diri Jadi "Amicus Curiae" di MK

Nasional
Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Tepis Tudingan Terima Bansos, 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi di Depan MK Jumat

Nasional
Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Jaksa KPK Sentil Stafsus SYL Karena Ikut Urusi Ultah Nasdem

Nasional
PAN Minta 'Amicus Curiae' Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

PAN Minta "Amicus Curiae" Megawati Dihormati: Semua Paslon Ingin Putusan yang Adil

Nasional
KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

KPK Ultimatum.Pengusaha Sirajudin Machmud Hadiri Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

KSAU Pimpin Sertijab 8 Pejabat Utama TNI AU, Kolonel Ardi Syahri Jadi Kadispenau

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Pendukung Prabowo-Gibran Akan Gelar Aksi di MK Kamis dan Jumat Besok

Nasional
Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Menteri PAN-RB Enggan Komentari Istrinya yang Diduga Diintimidasi Polisi

Nasional
Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Juga Dilaporkan Korban ke Puspom TNI

Pengemudi Fortuner yang Mengaku Adik Jenderal Juga Dilaporkan Korban ke Puspom TNI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com