JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah dinamika mewarnai penyelenggaraan Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar.
Baru saja dibuka pada Selasa (3/12/2019) malam, sejumlah kader yang telah mendaftar sebagai calon ketua umum menyatakan mengundurkan diri dari bursa pencalonan.
Padahal, agenda pemilihan ketua umum baru akan dilaksanakan pada hari ketiga Munas atau Kamis (5/12/2019).
Kini, jelang pemilihan ketua umum yang baru, hanya ada beberapa nama yang masih bertahan memperebutkan jabatan orang nomor satu di partai beringin itu.
Mundurnya sejumlah calon ketua umum Golkar diawali Wakil Koordinator bidang Pratama, Bambang Soesatyo.
Bambang mengumumkan penarikan dirinya dari bursa calon sesaat sebelum pembukaan Munas atau Selasa (3/12/2019) sore.
Kabar mundurnya Bambang diungkap pertama kali oleh politisi Partai Golkar yang juga ketua tim pemenangan Bambang Soesatyo, Ahmadi Noor Supit.
Baca juga: Bambang Soesatyo Mundur dari Pencalonan Ketua Umum Partai Golkar
Menurut Supit, langkah ini diambil untuk mencegah perpecahan partai berlambang beringin itu.
"Demi menjaga persatuan di partai, mencegah perpecahan, maka dengan kesadaran penuh, dengan sangat terpaksa demi partai, saya katakan kemudian Mas Bambang Soesatyo mengundurkan diri dari pencalonan," ucap Supit.
Bambang Soesatyo mengungkap empat hal yang menjadi pertimbangannya mundur sebagai calon ketua umum Partai Golkar.
Pertimbangan pertama, yakni suasana internal partai yang semakin memanas dengan isu perpecahan jelang Munas.
Baca juga: Bamsoet Berharap Airlangga Mampu Memimpin Golkar dengan Baik
Dengan kondisi internal yang semakin memanas, Bambang kemudian mengaku memikirkan situasi di dalam negeri.
"Situasi nasional, yang memerlukan situasi politik yang kondusif, guna menjaga pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dari berbagai serangan dan ancaman ekonomi global," ungkap Bambang saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2019).
Ia juga mempertimbangkan nasihat para senior partai, misalnya Ketua Umum PP Forum Komunikasi Putra-Putri TNI Polri (FKPPI) Pontjo Sutowo dan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Bobby Suhardiman.
Pertimbangan terakhir Ketua MPR itu, yakni semangat rekonsiliasi yang telah disepakati dengan calon petahana yang juga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.