JAKARTA, KOMPAS.com - Tokoh senior Partai Golkar Andi Mattala mengatakan bahwa kinerja para staf khusus baru presiden ke depan akan menentukan persepsi terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Kalau dia (stafsus) berguna, ya tidak ada apa-apa. Yang penting, kalau dia berguna, kesan bahwa bagi-bagi jabatannya hilang," ujar Andi saat dijumpai di Jenggala Center, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
"Tapi kalau dia tidak berguna, ya kesan bagi bagi jabatannya akan muncul, itu saja. Makanya itu harus dijawab dengan bahwa mereka berguna," lanjut dia.
Baca juga: Presiden Tunjuk Stafsus Milenial, Sekjen PPP Minta Publik Berprasangka Baik
Meski demikian, Andi yakin staf khusus baru Jokowi, khususnya yang berlatar belakang milenial, dapat menjawab tantangan yang diberikan Presiden Jokowi.
Sebab, Jokowi tidak mungkin asal-asalan menunjuk mereka. Jokowi diyakini mempertimbangkan secara masak-masak terkait latar belakang sebelum memutuskan mengangkat para anak muda tersebut.
Andi juga yakin mereka bisa leluasa melakukan tugasnya lantaran jabatan staf khusus tak bersifat birokratik.
Baca juga: Billy Papua, Mahasiswa Oxford Anak Penjual Kue yang Jadi Stafsus Jokowi
"Tidak apa-apa dimasukan ke dalam jabatan yang tidak perlu aturan birokrasi cukup ketat. Kalau masuk ke dalam aturan aturan birokrasi yang cukup ketat, persyaratannya banyak," ujar Andi.
Diberitakan, Presiden Jokowi menunjuk 13 orang sebagai staf khususnya. Dari jumlah itu, tujuh orang merupakan wajah baru dan berasal dari kalangan milenial.
Presiden memperkenalkan tujuh orang itu kepada publik di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/9/2019) sore tadi.
Tujuh orang itu, yaitu Putri Indahsari Tanjung, Ayu Kartika Dewi, Angkie Yudistia, Gracia Billy Yosaphat Membrasar, Aminuddin Ma'ruf, Adamas Belva Syah Devara dan Andri Taufan Garuda Putra.
Baca juga: Jadi Stafsus Jokowi, Putri Chairul Tanjung Bicara soal Lepas dari Bayang-bayang Ayahnya
Selain ketujuh milenial yang berusia 20 sampai 30-an tahun itu, Presiden juga menunjuk dua wajah baru lainnya.
Dua orang itu yakni politikus PDI-P Arief Budimanta dan politikus PSI Dini Shani Purwono. Namun, keduanya tak ikut diperkenalkan karena bukan mewakili kalangan milenial.
Selain itu, Presiden juga menunjuk sejumlah wajah lama kembali menjadi staf khususnya. Mereka yakni Diaz Hendropriyono, Sukardi Rinakit dan Ari Dwipayana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.