JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Sukses calon ketua umum Partai Golkar Bambang Soesatyo, Ahmadi Noor Supit, menyebut Golkar berpotensi pecah lagi karena tindakan ketua umumnya, Airlangga Hartarto.
"Golkar pecah lagi karena tindakan anti demokrasi dan intimidatif dari Airlangga Hartarto dan orang-orang dekat sekelilingnya," kata Supit kepada wartawan, Rabu (20/11/2019) malam.
Menurut dia, Airlangga sejak awal sudah mengingkari kesepakatan untuk menempatkan pendukung Bambang Soesatyo di sejumlah alat kelengkapan dewan (AKD) DPR.
Baca juga: Soal Maju Jadi Calon Ketum Golkar, Bamsoet Klaim Kantongi 367 Suara
Meskipun Bamsoet sudah mendapat kursi Ketua MPR, namun para pendukungnya tak terakomodir.
"Itu membuat gerbong Bamsoet semakin militan dan membuat Bamsoet sulit untuk tetap bertahan pada posisi cooling down," kata Supit.
Belakangan, ia menyebut Airlangga sudah sewenang-wenang melakukan penggusuran sejumlah posisi dan pemecatan sejumlah tenaga ahli Fraksi Partai Golkat pendukung Bamsoet.
Baca juga: Bamsoet Sebut Suara Internal Golkar Belum Sepakat soal Calon Ketum
Selain itu, Airlangga juga dituding sudah melakukan pencoretan terhadap seluruh anggota kepanitiaan Munas Golkar yang terindikasi pro Bamsoet.
"Tindakan ini jelas-jelas melanggar gentleman agrement dan melanggar keputusan rapim tentang mendahulukan musyawarah mufakat sebelum voting," kata anggota Komisi XI DPR ini.
Munas Partai Golkar yang salah satunya mengagendakan pemilihan ketua umum sendiri akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 3-6 Desember 2019.
Baca juga: Politisi Golkar Nilai Wajar Bamsoet dan Airlangga Bersaing Keras Jadi Ketum
Supit menilai, menjelang Munas yang makin dekat, Airlangga sudah mempertontonkan kekuasaan yang otoriter dan suka-suka.
"Hal itu tentu saja akan memunculkan perlawanan dan berpotensi melahirkan Munas tandingan seperti Ancol vs Bali pada waktu lalu dan permasalahan hukum lainnya," ucap Supit.