JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, Airlangga Hartarto memang sudah di atas angin terkait pencalonan ketua umum Golkar dalam Munas, Desember 2019.
Namun, Hendri berpendapat, tantangan Airlangga untuk kembali meraih kursi pimpinan Golkar tidak mudah.
"Airlangga Hartarto sudah di atas angin. Sekarang saja, sudah didukung Jokowi. Tapi tetap saja (ada) challenge-nya," kata Hendri dalam sebuah diskusi di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (20/11/2019).
Baca juga: Jelang Munas, Golkar Diharapkan Tidak Kembali Terjebak Dualisme
Hendri mengatakan, di tubuh Golkar, banyak tokoh yang berpotensi menjadi pemimpin.
Karena banyaknya tokoh itulah, kader Golkar bersaing dengan kader Golkar lainnya sehingga sulit memunculkan nama calon pemimpin nasional.
"Misalnya tokoh Golkar atau kader mau maju jadi pemimpin nasional, yang men-challenge pertama kali adalah tokoh Golkar lainnya. Jadi tidak keluar-keluar nomor satunya," ujar pendiri Lembaga Kedai Kopi itu.
Baca juga: Jokowi Faktor Kunci Pemilihan Ketua Umum Golkar 2019-2024
Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Golkar jika partai beringin itu ingin mempunyai tokoh nasional dari partai.
"Mudah-mudahan generasi muda Golkar, AMPG (Angkatan Muda Partai Golkar), bicara masalah itu, sehingga penantian panjang pasca-reformasi untuk memunculkan satu orang tokoh nasional dari Golkar tercapai," kata dia.
Untuk diketahui, jelang pemilihan ketua umum Golkar, sejumlah nama kerap disebut-sebut menjadi bakal calon ketua umum.
Baca juga: Dinamika Jelang Munas Golkar, dari Aklamasi Hingga Potensi Perpecahan
Dari beberapa nama yang muncul, nama Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Wakil Koordinator bidang Pratama Golkar Bambang Soesatyo paling banyak diperbincangkan.
Meski santer disebut bersaing, baik Airlangga maupun Bambang belum menyatakan diri secara definitif bakal maju sebagai calon ketua umum.
Adapun pemilihan ketua umum Golkar baru akan dilakukan pada awal Desember 2019 melalui forum musyawarah nasional (munas).