Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko PMK: Mahasiswa dan Dosen Harus Diberi Keleluasaan Sampaikan Kebenaran

Kompas.com - 14/11/2019, 17:52 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, guru besar, dosen, dan mahasiswa harus diberi keleluasaan untuk menyampaikan kebenaran.

Hal tersebut disampaikan Muhadjir saat membuka Rapat Evaluasi KKN Tematik Revolusi Mental Tahun 2019 di Hotel Borobudur, Senen, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2019).

"Kita harus memberikan kelelulasan para guru besar terutama dosen termasuk mahasiswa untuk sampaikan apa saja atas nama kejujuran, kebenaran," kata Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK Akan Rumuskan Lebih Cermat soal Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata

Pesan tersebut disampaikan Muhadjir ketika ia meminta pihak perguruan tinggi untuk tidak meninggalkan tiga marwah agar kampus atau universitas tak kehilangan jati dirinya.

Marwah tersebut adalah otonomi universitas atau kampus, kebebasan akademik, dan kebebasan mimbar akademik.

"Mimbar akademik adalah hak mahasiswa, hak dosen, khususnya guru besar untuk menyampaikan apa saja penemuan dia terutama untuk kepentingan masyarakat luas tanpa ada beban dengan pertanggungjawaban dia secra akademik," kata Muhadjir.

Baca juga: Menko PMK Minta KKN Dievaluasi

"Jangan sampai ada pretensi-pretensi, terutama pretensi politik. Tapi godaan paling berisiko untuk jaga tiga marwah itu adalah godaan politik," kata Muhadjir.

Oleh karena itu, kata dia, apabila ingin agar pertumbuhan keilmuan di negeri ini berkembang, maka keleluasaan dari perguruan tinggi harus terbebas dari bermacam kungkungan.

"Teknologi akan jadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara, maka keleluasaan perguruan tinggi harus terbebas dari bermacam kungkungan terutama kebebasan akademiknya," kata dia.

Baca juga: Menko PMK Rancang Program Sertifikasi Perkawinan sebagai Syarat Menikah

Oleh karena itu, dalam berbagai kondisi, pimpinan universitas diharapkannya bisa menjaga tiga marwah tersebut.

Sebab jika tidak, kata dia, maka masyarakat tidak bisa berharap ada elemen independen yang melihat segala sesuatu dengan jujur yang dalam hal ini ada di perguruan tinggi.

"Terutama untuk memberikan keseimbangan ketika negara dalam keadaan jalan yang tidak seharusnya," kata dia.

Kompas TV Serah terima jabatan Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan juga berlangsung Hari ini (24/10). Menko PMK yang baru, Muhadjir Effendy akan melanjutkan tugas pendahulunya, Puan Maharani. Muhajir ingin terus mengembangkan nilai-nilai kehidupan, yaitu gotong royong, saling menghargai dan menghormati di tengah warga yang beragam. Sementara mantan Menko PMK, Puan Maharani berharap koordinasi kementerian di bawah Menko PMK yang baru akan lebih baik. #KabinetIndonesiaMaju #MenkoPMK #MuhadjirEffendy
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Minta MK Urai Persoalan pada Pilpres 2024, Sukidi: Seperti Disuarakan Megawati

Nasional
PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

PPATK Bakal Tindaklanjuti Informasi Jokowi soal Indikasi Pencucian Uang lewat Aset Kripto Rp 139 Triliun

Nasional
Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Koarmada I Siapkan KRI Halasan untuk Tembak Rudal Exocet

Nasional
Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Yusril: Tak Ada Bukti Kuat Kubu Prabowo-Gibran Curang di Pilpres 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com