Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Sumut: Bom di Polresta Medan Bukan Berarti Polisi Lemah

Kompas.com - 14/11/2019, 14:30 WIB
Ihsanuddin,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meminta masyarakat tidak menganggap polisi lengah atas terjadinya teror bom di Polresta Medan.

Menurut dia, pengamanan di kantor kepolisian memang tidak dilakukan secara ketat demi kenyamanan masyarakat.

"Kemarin itu memang biasa kantor polisi itu kan tidak seketat kantornya TNI. Karena kantor polisi itu kan melayani rakyat. Sehingga rakyat ini kan bebas. Nah kebebasan itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab," kata Edy di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Menyusup di Antara Pemohon SKCK

"Bukan berarti si polisi ini lengah. Kan tidak begitu. Kan orang harus nyaman masuk ke kantor polisi," sambung mantan Panglima Kodam I/Bukit Barisan ini.

Edy berharap ke depannya ada evaluasi yang membuat sistem keamanan di kantor kepolisian lebih ketat demi mencegah aksi terorisme terulang. Namun di sisi lain kenyamanan masyarakat saat datang ke kantor polisi juga harus tetap diperhatikan.

"Ke depan mungkin akan kita perhatikan, kita evaluasi, boleh kebebasan, tapi tidak boleh juga melakukan hal-hal yang tidak baik," kata dia.

Edy menegaskan sebagai gubernur Sumut, ia tidak mentolerir aksi terorisme. Negara, kata dia, tak boleh kalah dengan teroris.

"Kita akan lakukan, kita akan cari, kita akan selidiki, dan kita hentikan. Kepada seluruh masyarakat pelajari benar, ketahui benar dan tenang menghadapi hal itu, serahkan kepada ahlinya," ujar dia.

Diberitakan, seorang pria yang mengenakan jaket berlogo ojek online melakukan bom bunuh diri di halaman Mapolrestabes Medan, Rabu (13/11/2019) pagi. Pelaku diketahui meninggal dunia di tempat dengan kondisi mengenaskan.

Baca juga: 4 Polisi yang Jadi Korban Ledakan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan Akan Mendapat Penghargaan

Peristiwa itu juga menyebabkan enam orang menjadi korban luka ringan. Empat orang merupakan personel Polri, satu orang pekerja PHL, adapun seorang lainnya masyarakat biasa.

Berdasarkan hasil olah TKP, tim berhasil mengidentifikasi identitas pelaku. Pria berjaket ojek online yang meledakan diri berinisial RMN, usia 24 tahun.

RMN yang berstatus pelajar/ mahasiswa lahir di Kota Medan, 11 Agustus 1995. Berdasarkan data catatan kependudukan, RMN tinggal di bilangan Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com