Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindir Pelukan Surya Paloh, Jokowi Dinilai Politisi PDI-P Lebih Lepas

Kompas.com - 07/11/2019, 16:50 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, Presiden Joko Widodo sedang berusaha menyampaikan isi hatinya saat menyindir Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Kemarin, Jokowi menyinggung mengenai pelukan hangat Surya Paloh dengan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Menurut Eriko, pada periode keduanya, Jokowi merasa lebih bebas. Artinya, tidak ada lagi yang ditahan-tahan untuk diungkapkan Jokowi di hadapan publik, termasuk menyindir ketua umum partai koalisinya.

"Memang beliau dalam periode kedua lebih bebas. Artinya lebih menyampaikan apa adanya, apa isi hatinya," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

"Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan, kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan," tuturnya.

Baca juga: Surya Paloh Bertemu PKS, Ketua DPP Sebut Nasdem Tiru Jokowi

Eriko mengatakan, hanya Jokowi yang tahu makna sebenarnya dari sindiran yang ia sampaikan.

Namun, jika dibaca, Jokowi sedang berusaha bertanya ke Surya Paloh mengenai manuvernya bertemu dengan Sohibul Iman beberapa waktu lalu. Padahal, PKS merupakan partai oposisi dan Partai Nasdem masih berada di barisan koalisi Jokowi.

"Ini suatu budaya yang menurut kami baik, dan ini sebenarnya bisa dijelaskan oleh Pak Surya Paloh, sebenarnya apakah yang beliau inginkan sebenernya," ujar Eriko.

Pandangan Eriko pribadi, manuver Partai Nasdem merapat ke PKS bisa jadi bagian dari persiapan menuju Pemilu 2024.

Baca juga: Respons Sindiran Jokowi soal Paloh-Sohibul, Nasdem: Tak Ada yang Kami Tutupi

Kelak, Jokowi tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden. Oleh karenanya, Eriko menilai, wajar jika Partai Nasdem mulai memikirkan langkahnya lima tahun ke depan.

Eriko menyebutkan, koalisi parlemen masih sangat cair hingga saat ini. Tidak menutup kemungkinan, kelak Partai Nasdem bakal berkoalisi dengan PKS atau partai oposisi lainnya.

"Kalau di parlemen ini seperti hari ini, kita melihat ini sangat bebas sangat cair. Bisa saja nanti Nasdem koalisi dengan PKS, wajar saja di dalam parlemen. Tetapi apakah finalisasi seperti apa, tentu masyarakat yang menilai," ujar Eriko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto, Prabowo: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com