JAKARTA, KOMPAS.com - Ditetapkannya Komisaris Jenderal Idham Azis sebagai Kapolri yang baru disambut sebelah mata, setidaknya oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
Ia mengaku pesimistis Idham dapat menyelesaikan kasusnya. Alasannya, Idham gagal mengungkap kasus Novel saat menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri.
"Kalau bicara harapan, haruslah punya harapan, cuma kan sekarang kan Pak Idham kan sudah berapa lama jadi Kabareskrim. Beliau diam saja, beliau bukannya enggak tahu harusnya," ujar Novel di kampus Universitas Negeri Jakarta, Jakarta Timur, Kamis (31/10/2019).
Meski pesimistis, Novel mengaku akan tetap mendorong Idham mengungkap dan menuntaskan kasusnya.
Menurut dia, kasus tersebut tidak sulit. Bahkan, berdasarkan informasi yang ia miliki, polisi sudah mengamankan pelaku.
Ia pun menunggu hingga empat bulan setelah kejadian. Namun, informasi itu tak kunjung diumumkan.
"Jadi saya pikir saya yakin sebagaimana yang saya sampaikan bahwa perkara ini enggak sulit, kenapa? Sejak awal saya sudah dapat info bahwa Polri sebetulnya sudah bisa dapat kok pelakunya, tetapi kan 4 bulan kemudian setelah itu saya tunggu enggak ada," ujar dia.
Baca juga: Polri: Tim Teknis Kasus Novel Temukan Hal Sangat Signifikan
Novel mengatakan, tak hanya terhadap kasusnya, Ia juga mendesak Idham menyelesaikan segala serangan terhadap pegawai KPK.
"Ini bukan saja seorang diri saya, bayangkan semua serangan kepada orang KPK enggak ada yang terungkap. Sampai yang ada CCTV-nya yang buktinya jelas enggak terungkap, terus mau yang mana lagi," kata dia.
Novel pun menagih hasil kerja tim teknis yang dipimpin Idham. Novel mengaku tak mempermasalahkan soal hasil investigasi tim teknis yang mengusut kasusnya belum dipublikasi.
Ia lebih memprioritaskan agar pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya tertangkap.
"Kalau saya sih mau dipublikasi atau tidak, yang penting ditangkap. Kalau sudah enggak dipublikasi, enggak ditangkap, terus mau diapain," ujar Novel.
Diprediksi jalan di tempat
Suara pesimisme tidak hanya datang dari Novel. Peneliti Indonesia Corruption Watch Kurnia Ramadhana memprediksi, penyelesaian kasus Novel akan berjalan di tempat meskipun Idham telah menjadi Kapolri.
"Kita prediksi jalan di tempat ya karena baik Tito maupun Idham kan bagian kepolisian. Yang mengerjakan kasus Novel kan bukan mereka berdua tapi tim kepolisian itu," kata Kurnia di Kantor ICW, Senin (28/10/2019).